Koran Kaltim untuk warga Solo

Agak aneh mungkin, ya? Bagaimana bisa orang yang tinggal di Solo, Jawa Tengah seperti saya menjadikan Koran Kaltim sebagai sumber informasi. Apa tidak ada koran lokal Solo, atau bahkan koran nasional yang sampai di Solo?.
Jadi begini, teman-teman, buat saya koran sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari hari-hari. Ibarat sarapan untuk sumber tenaga beraktivitas seharian, koran buat saya adalah sumber amunisi ide tulisan.

Sebagai penulis sekaligus blogger seperti saya, koran menjadi salah satu rujukan terpercaya untuk mengetahui kabar terkini dari berbagai belahan bumi. Surat kabar juga menjadi sumber wawasan, baik untuk peristiwa lokal, nasional, bahkan internasional. Tidak hanya itu, setelah membaca koran, biasana ide tulisan jadi berseliweran. Rasanya belum sarapan kalau belum baca koran.

Membaca Koran Kaltim

Terkadang, ada satu waktu di mana rasanya tak sabar ingin segera membuka koran. Kenapa? Jawabannya adalah menunggu tulisan saya dimuat di koran tersebut. Kalau tulisan saya terpampang, amboi… senangnya!.  Nah, Salah satu yang kini sering saya akses adalah Koran Kaltim. Ini terjadi sejak Presiden Jokowi resmi menetapkan dua kabupaten di wilayah Kaltim menjadi lokasi Ibu Kota Negara Indonesia yang baru, pada tanggal 26 Agustus 2019. Saya merasa perlu mengikuti perkembangan berita di wilayah Kalimantan Timur, calon pusat pemerintahan negara kita. Saya ingin tahu lebih banyak tentang Kaltim siapa tahu nanti saya akan bolak balik ke sana untuk “tugas negara”.

Koran, dulu dan sekarang

Dulu, keluarga saya berlangganan kotan lokal. Sejak ayah kami meninggal, kami pun berhenti berlangganan koran. Alasan sebenarnya tak hanya karena pembaca paling setia sudah tidak ada, tetapi kami-anak cucu beliau- lebih memlilih membaca koran secara online.

Untuk beberapa waktu saya sendiri cukup nyaman mengakses koran online. Sayangnya seiring bertambahnya waktu, koran online sering membuat kepala pening karena terlalu banyak iklan yang muncul. Tayangan iklan tidak hanya menghalangi saya membaca tetapi juga memperlambat loading situs korannya. Sungguh tidak nyaman, kan?.

Membaca Koran Digital Rasa Koran Cetak

Sekitar awal tahun 2019, saya mulai berlangganan e-paper, atau versi digital dari koran cetak. Saat itu masa promosi hanya perlu membayar Rp 30.000 untuk mendapat free akses membaca e-paper. Memang apa bedanya koran online dengan e-paper, bukankah keduanya dibaca secara digital?.

Sebagai pembaca koran sejak lama, sensasi membuka-buka halaman lebar surat kabar, mencari rubrik yang kita cari itu cukup ngangeni. Rasa rindu itulah yang membuat saya memilih membaca versi e-paper daripada mengakses portal koran tersebut. E-paper juga membuat saya terbebas dari tayangan iklan yang kadang terpaksa saya lihat, bahkan susah untuk dihilangkan. Jujur, terkadang mood membaca berita terbaru jadi ambyar.

Kebutuhan Terhadap Koran Saat Ini

Seperti tadi saya tulis di atas, bahwa koran amat saya butuhkan untuk mengetahui perkembangan peristiwa terkini. Untuk wilayah Solo dan sekitarnya kebutuhan tempat mencari sumber berita yang bisa dipercaya sudah ada. Lalu bagaimana dengan daerah lain yang jauh dari jangkauan? Teknologi kemudian membantu memberi solusi, saat ini sangat mudah menemukan apa yang kita cari (di internet). Tinggal ketik beberapa kata di kolom pencarian maka muncul banyak pilihan. Kita bisa tahu apa yang sedang tren saat ini, dari Pulau Seribu sampai Raja Ampat. Dari Kelurahan Jayengan sampai Kalimantan Timur.

Koran Kaltim sebagai sumber Berita Terkini yang Mencerdaskan

Berita di wilayah kalimantan menjadi sesuatu yang sering dicari sejak penatapan lokasi baru untuk Ibu Kota Negara kita. Banyak orang penasaran seperti apa wajah calon Ibu Kota Negara Indonesia. Rasa ingin tahu meluas pada pengenalan wilayah Kaltim secara menyeluruh. Destinasi wisata, makanan khas, tren anak muda, akses transportasi, juga potensi bisnis yang bisa digali di Kaltim.

Seperti slogan atau tag line yang di canangkan, bahwa “Koran Kaltim Selalu Mencerdaskan”, saya katakan saya setuju dengan slogan tersebut. Dengan membaca Koran Kaltim, sebenarnya saya sudah bisa jalan-jalan ke seluruh Indonesia. Mengetahui perkembangan berbagai wilayah di tanah air, melalui berita-berita yang hadir. Taruhlah tentang keberadaan taman labirin baru di Malang (https://korankaltim.com/read/travel/38102/seru-seruan-ala-film-the-maze-runner-di-taman-labirin-coban-rondo).

Berita ini tidak saja menceritakan destinasi wisata di daerah tertentu, tetapi juga membuka wawasan bagi pembacanya untuk membuat inovasi cerdas di dunia pariwisata. Bahwa piknik itu tidak melulu ke pantai atau tempat-tempat kuno yang penuh dengan kenangan. Tempat-tempat dengan rancang bangun tak biasa, bisa saja mendorong anak muda untuk terpancing membuat karya. Dengan menurunkan berita ini, artinya Koran Kaltim ikut berperan dalam mencerdaskan kaum muda.

Pilihan Kategori berita Koran kaltim

Menjelajah Borneo bersama Koran Kaltim

Saya merasa terbantu mengenal Kalimantan secara luas, karena Koran Kaltim membuat kategori khusus yaitu Kaltim-Kaltara. Dari kategori ini saya bisa berselancar mulai dari Samarinda, Kutai Kartanegara, Penajem Paser Utara, Berau, Bontang, sampai Kalimantan Utara. Jadi tinggal ketik di kolom pencarian informasi apa yang ingin saya dapatkan, oleh-oleh khas Balikpapan, atau hotel eksotis di Kutai Timur.

Untuk tetap update dengan informasi terkini, Koran Kaltim lengkap menyajikan rubrik Nasional, Politik, juga Ekonomi Bisnis dan Olahraga. Saya salut juga bahwa Koran Kaltim memuat khusus berita-berita seputar dunia pendidikan di kategori Pendidikan. Inilah salah satu alasan kalau saya sepakat bahwa Koran Kaltim selalu mencerdaskan. Salah satu berita yang membuat saya ikut bangga adalah bahwa Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) terus melakukan berbagai terobosan pada pola pembelajaran supaya lebih efektif (https://korankaltim.com/read/penajam-paser/38164/disdikpora-ppu-terus-kembangkan-teknologi-pembelajaran)

Tak urung ada juga berita yang membuat saya trenyuh, ternyata masih ada 100 rubu keluarga di Kaltim yang belum menikmati listrik. Saya percaya bahwa sebagai wilayah yang sedang berproses menjadi Ibu Kota Negara (IKN), Kaltim terus berbenah. Diantaranya dengan pencanangan program 50 ribu sambungan listrik untuk rumah-rumah di Kaltim. Lega sekali membaca berita ini.

Yang Menarik dari Koran Kaltim

Awalnya saya ingin tahu seperti apa kolom advertorial di Koran yang berusia 14 tahun ini. Saya sedikit kaget karena yang tertera di sana adalah berita dari kantor pemerintah daerah, DPRD  dan dinas-dinas terkait. Mengapa bukan dari perhotelan atau perusahaan, ya? Kemudian saya mencerna hal ini sebagai bukti independensi Koran Kaltim, penyedia berita terpercaya, bukan pembawa pesan khusus pihak-pihak tertentu. Menurut saya ini adalah sebuah pilihan cerdas.

Ada hal menarik lain yang saya temukan juga ketika membuka korankaltim.com. Tulisan yang terpampang di bagian atas kalau kita membuka melaui telepon cerdas,  yaitu “Baca e-paper hari ini” . Wah, saya jadi penasaran bagaimana cara mengakses versi digital koran cetak. Saya memang lebih suka membaca e-paper dibandingkan dengan membuka koran online. Selain lebih ringan diunduh, saya juga terbebas dari “paksaan” melihat iklan. Setelah saya klik tulisan berwana hijau tersebut, saya diarahkan  ke halaman khusus untuk pelanggan e-paper.

E-paper Koran Kaltim yang bisa diakses melalui mykorankaltim.com

Ada beberapa pilihan paket berlangganan. Untuk bisa membaca koran digital selama satu bulan, kita cukup membayar Rp 50.000 perbulan. Biaya berlangganan akan semakin murah kalau kita memilih paket 3 bulan  sampai paket 1 tahun. Kalau teman-teman tertarik berlangganan e-paper Koran Kaltim, bisa langsung klik pada pilhan paket dan membayar melalui rekening bank yang disediakan. Setelah membayar, kita harus melakukan konfirmasi pembayaran melalui SMS atau mengisi link tautan. Dengan berlangganan e-paper, kita bisa mengakses berita dalam bentuk digital kapan saja, dimana saja dengan mudah.

Harapan Besar untuk Indonesia

Keberadan surat kabar di tengah kemajuan teknologi saat ini masih sangat penting. Kita perlu memiliki rujukan resmi untuk sumber berita terpercaya sekaligus mencerdaskan pembacanya. Ini penting supaya kita terbiasa mendapatkan kebenaran dan pencerahan dari membaca berita. Kita tidak memungkiri banjirnya informasi, apalagi sejak terjadinya pandemi Covid.19. Simpang siur informasi dari sumber yang tidak jelas terkadang justru meresahkan. Sudah semestinya kita menjadi pembaca yang cerdas dengan memilih sumber berita yang tepat. Dengan demikian kita, seluruh bangsa Indonesia ini akan terbiasa mengambil pilihan cerdas, mulai perkara sederhana sampai hal-hal yang menyangkut kelangsungan bangsa.  Yuk, jadi pembaca cerdas bersama Koran Kaltim!