anak kecanduan gadget_sitaturrohmah.com

Sejak berlakunya School from Home, jadi agak galau akutu… Gimana tidak, anak-anak jadi lebih banyak mengakses gadget mereka. Dulu, sebelum pandemic ini terjadi, keluarga saya memberi aturan yang cukup ketat untuk penggunaan gawai pada anak-anak. Sebagai orang tua, tentu saya dan suami tidak ingin punya anak kecanduan gadget. Meskipun mereka memiliki gadget sendiri, tetapi penggunaannya masih dibawah kontrol kami.

Nah, sudah hampir 3 bulan ini, mereka lebih banyak menggunakan telpon seluler. Alasan pertama tentu saja untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar dari rumah. Materi pelajaran, mengisi laporan kegiatan harian, sampai ulangan dilakukan secara online. Tentu saja menggunakan gadget lengkap dengan jaringan internet yang membuat mereka leluasa menjelajah setelah selesai mengerjakan tugas.

Kemudian dengan alasan bertanya teman atau sekadar melepas kejenuhan, anak-anak terlibat obroan seru dengan teman kelas di chat room. Rasanya nggak tega juga kalau melarang mereka melepas rindu dengan teman sebangku. Jadilah ada tambahan waktu bermain ponsel untuk sarana bersosialisasi.
Cukup di sini? Hahaha, nggak tuh, masih minta tambah, nih! insta walking dan main game, tentu saja.



Munculnya Permasalahan Baru

Keberadaan ponsel sebagai sarana penghubung dengan sekolah, tetap saja menimbulkan akibat buruk berupa munculnya masalah baru. Masalah yang timbul juga tidak hanya berkaitan dengan kesehatan mata, radiasi dan problem seputar dampak teknologi lainya.

Gadget, juga mendatangkan banyak problem baru yang berkaitan dengan masalah kesehatan, psikologi, dan permasalahan social. Kalau teman-teman pernah mendengar istilah phubbing, ini adalah salah satu dari banyaknya masalah yang timbul seputar penggunaan ponsel pintar

Kurang Gerak

Keseruan bermain handphone, seperti memaksa anak-anak bertahan dalam posisi yang sama untuk sekian waktu. Saking asiknya sampai tidak bisa menghitung sudah berapa lama. Akibatnya, anak jadi malas gerak karena perhatian tersedot pada layar handphone dengan segala godaannya. Kebiasaan berlama-lama menatap layar yang memberi bermacam hiburan, menurunkan ketertarikan pada kegiatan fisik yang pasti lebih sehat. Jadi wajar, kalau anak-anak sekarang cenderung gemuk bahkan sebagian mengalami obesitas.

Timbulnya Masalah Kesehatan

anak kecanduan gadget_akibat buruk

Kalau sedang asik main gawai, mana ingat terakhir kali minum air putih atau sekadar nyomot buah. Bahkan perut sudah nyanyi dan minta diisi seoalah nggak terdengar. Lagi-lagi saking asiknya.

Dik, makan dulu, nanti main lagi” kata saya
Iya, Ma” tapi bergeming bahkan tanpa menoleh pada saya.

Setelah lama berselang, yang dikatakan pada kita adalah seperti ini

Ma, kok pergelangan tanganku agak sakit kalau digerakkan, leherku juga sakit ”.

Masalah kesehatan yang timbul akibat terlalu lama berselancar di dunia maya bersama smartphone sudah banyak ditulis. Nyatanya masih saja ada kasus-kasus gangguan kesehatan yang timbul  akibat kurang kontrol pada penggunaan smartphone.

Munculnya Dampak Psikologis dan Sosial

Tidak bisa dipungkiri, gadget memberi manfaat yang cukup banyak pada penggunanya. Mendekatkan yang jauh, memudahkan mencari suatu informasi, dan lain-lain. Sayangnya manfaat ini juga dibarengi dengan akibat buruk.
Saya suka sedih kalau pas butuh bantuan anak-anak misalnya untuk angkat jemuran karena hujan.

Kak, tolong bantu mama bawa masuk baju kering, udah mendung tuh, mama masih masak” teriak saya ketika khawatir jemuran kehujanan. Tetapi beberapa menit berselang tak ada sahutan. Karena penasaran saya menuju kamarnya dan mendapati si kakak sedang ketawa-ketawa sambil menatap lekat layar gawainya .

Kalau sudah seperti ini susah, kan? Nah mumpung ini baru beberapa bulan anak-anak sekolah di rumah, ada baiknya mulai diperbaiki. Gadget, sebisa mungkin dimanfaatkan untuk hal penting. Tujuannya supaya anak tidak semakin dekat dan akrab dengan gadget. Karena kalau nanti sudah teranjur akrab, bisa menimbulkan masalah baru lainnya.

Mencegah Ketergantungan pada Gadget

anak kecanduan gadget_pencegahan

Sebelum semua terlanjur, dan kita hanya bisa menyesal, ada baiknya mulai dilakukan beberapa cara ini. Tujuannya menjadikan peralatan canggih yang mereka gunakan memberikan manfaat, bukan sebaliknya.

1. Membuat Jadwal Penggunaan Gadget

Pemberlakuan jadwal harian ini sangat penting, loh. Supaya pemakaian gawai bisa dikontrol oleh orang tua. Pembuatan jadwal harian lengkap akan memudahkan mengukur waktu penggunaan. Selain itu orang tua juga bisa memasukkan kegiatan lain yang mengasah ketrampilan pada jadwal harian tersebut.

Kalau di keluarga saya, jadwal tertulis berlaku untuk anak yang paling kecil. Maklum, yang bungsu ini masih harus sering diingatkan jadwal kegiatan hariannya. Jadwal kegiatan bisa ditempel di tempat yang mudah terlhat. Gawai sendiri bisa digunakan untuk membuat catatan kegiatan harian berikut reminder atau alarm yang berbunyi ketika masuk pada kegiatan berikutnya.



2. Pendampingan dan Pengawasan

Akses pada dunia maya sangat mudah bagi anak, sehingga membuka peluang bagi mereka membuka situs yang bukan untuk mereka. Supaya ketergantungan pada gadget bisa dihindari maka orang tua wajib mengawasi pemakaiannya. Apa saja yang dibuka atau dilihat oleh anak dan sejauh mana mereka berinteraksi dengan tayangan yang mereka tonton.

Cara yang paling bagus sebenarnya selalu mendampingi anak ketika mereka bermain dengan gadget. Tapi, sangat dimaklumi kalau tidak bisa setiap saat orang tua bisa mendampingi. Untuk itu teknologi bisa dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ini. Misalnya dengan mengatur handphone yang digunakan anak pada mode aman. Sehingga tidak semua situs bisa dibuka.

Cara lain adalah membuat email khusus milik anak dengan keterangan umur yang sesuai. Dari sini, google akan memberi batasan apa saja yang bisa diakses oleh anak dengan usia di bawah 13 tahun. Misalnya untuk youtube hanya hanya bisa membuka youtube kids. Sedangkan untuk pengunduhan aplikasi, email orang tua kan dimintai persetujuan terlebih dulu.

“Sebaik-baik tiap sesuatu itu adalah yang banyak manfaatnya. Jika yang di hadapan kamu lebih banyak mudharatnya, maka baik untuk dikurangi jika tak bisa meninggalkannya”.

3. Membuat “Waktu Bebas Gadget”

Waktu tanpa gadget ini bisa berlaku bagi semua anggota keluarga. Tentang waktu dan durasinya bisa dibicarakan dengan semua anggota keluarga. Let’s say weekend dengan durasi 3 jam. Pada saat yang sudah disepakati, semua anggota keluarga mematikan dan meletakkan ponsel pada tempat yang sama. Lalu memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk kegiatan bersama, dan menjadikan waktu tanpa gawai sebagai quality time.

4. Melakukan Kegiatan Seru

Kegiatan seru di sini tujuannya untuk hiburan, ice breaking dari semua kepenatan. Bentuk kegiatannya nggak harus yang serius, bisa sesuatu yang ringan dan kocak supaya semua bisa tergelak dan tertawa lepas. Ingat, kan, dalam keadaan tertawa atau bahagia, enzim baik bekerja dan pemicu stres sirna.

5. Orang Tua sebagai Teladan Terbaik

Supaya anak tidak kecanduan gadget, orang tua wajib memberi contoh perlilaku terpuji dalam kegiatan sehari-hari. Ketika anak sekolah sudah pasti mereka mendapat pesan dari guru tentang perilaku terpuji, termasuk menggunakan gawai dengan bertanggung jawab. Nah, di rumah orang tualah yang mereka lihat (apalagi di masa school from home), peran orang tua menjadi sangat penting. Jadi jadilah contoh terbaik bagi anak-anak, supaya mereka terbebas dari efek negatif gadget.