Dear Suamiku,

Hampir satu tahun ini aku sibuk, sesibuk dirimu dulu. Super sibuk, bahkan. Sampai-sampai kalau mau diadu atau dibandingkan, aku pasti menang.  Aku tak merubah banyak hal dari apa yang sudah kau tata, aku juga tak menambah apa yang biasanya ada. Cukuplah bagi kami, apa yang selama ini kau tanamkan untuk kami. Yang tiap hari tidak henti kau ingatkan dan ingatkan lagi. “ Ayo, sholat dulu, nanti kerjain lagi” atau dengan kalimat lain kau katakan, kalau kita kejar akhirat, dunia akan mengikuti tapi kalau kita kejar dunia, kita akan kehilangan semuanya. Bismillah, insya Allah itu semua yang kujadikan pegangan mendampingi anak-anak kita menyusulmu ke Jannah-Nya.

It’s Ok,  I’m Gonna be Fine

Kehilanganmu sebenarnya sudah ada dalam pikiranku. Itu juga salah satu ketakutan terbesarku. Aku tahu itu akan terjadi entah kapan, tapi saat itu akan datang pasti. Kalimat ini terdengar kalau aku siap melepasmu, lalu sendiri mengarungi hidup ini tanpa panduan. Oh, No.. kau salah besar, aku tak pernah siap membesarkan anak-anak kita sendiran, karena biasanya aku hanya patuhi instruksi komandan.

Ketika saat itu tiba, aku bahkan nggak tahu harus melakukan apa. Susah menjelaskan rasanya, antara kehilangan, pasrah, ketakutan, kekhawatiran, tapi juga ada janji untuk melanjutkan impian. Hari itu aku lebih banyak bengong dan nggak banyak omong. Speechless, lah pokoknya.

Saudara yang Menenangkan dan Teman yang Menyenangkan

Hari itu, Kamis 17 Desember 2020 aku benar-benar bingung harus bagaimana. Saat itulah tangan-tangan Rahman dan Rahimnya Tuhan berdatangan. Rengkuhan hangat langsung kurasakan dari lingkungan terdekat. Support keluarga benar-benar memberiku semangat, kelak ini juga yang selalu membuatku kuat.

Pun juga lingkungan pertemananku yang sangat banyak membantu. Entah berapa ratus chat ungkapan simpati dan doa-doa kuterima, baik yang dikirim wapri maupun dari group-group yang aku ikuti. Its meanfull for me. Padahal mereka ada nun jauh di sana, kalau nggak lain pulau ya lain negara.

Salah satu chat yang membuatku terkesima datang dari mbak Hani, blogger dan dosen dari Bandung. Mbak Hani menyampaikan pesan dan simpati dari teman-teman dari WAG blogger yang aku ikuti, namanya Blogwalking Asik. Lewat cerita ini aku ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus untuk semua teman-teman di Blogwaliking Asik. Support mereka luar biasa, padahal aku hanya member biasa yang lebih sering jadi penyimak setia.



 

Mari Kuceritakan tentang Blogwalking Asik

Mungkin kau akan bertanya-tanya, Suamiku. Apa sih blogwalking Asik kok tetiba muncul dalam ceritaku ini. Jadi ini group sesama blogger yang dengan suka rela bergabung dalam satu group saling support, gitu. Kami biasanya saling mengunjungi postingan blog dan berkomentar di sana. Terkadang ini menjadi kebutuhan kami (para blogger) untuk report pada klien yang meminta kami menulis tentang produk mereka di blog.

Kan dulu aku pernah matur juga, terkadang dapat job menulis tema tertentu sesuai keinginan klien. Dari sinilah blogger dapat tambahan penghasilan. Bahkan terkadang yang namanya tambahan ini bisa lebih banyak dari penghasilan sebenarnya. Ya kan, blogger itu kebanyakan juga punya pekerjaan tetap. Mereka ada yang  berprofesi sebagai dosen, dokter, guru, akuntan, dan lain-lain. Nah, di WAG Blogwalking Asik ini kayaknya komplit, deh. Mereka ada dari perwakilan berbagai profesi.

Yang Asik di Blogwalking Asik

Mungkin, kau bertanya-tanya, memangnya apa istimewanya group WA ini kok sampai dibahas di sini. Bukannya banyak WAG-WAG lain yang aku ikuti? Ya, sebenarnya istimewa banget, sih, nggak juga. Aku biasanya juga cuma nyempil di pojokan jadi silent reader, hehe. Kalau pas dikejar target PV aja baru grobyakan ikut ngelist postingan. Kalau nggak, ya nggak. Jujur ini yang nggak kusukai dari BW, capek, Mas!. Tapi ya namanya supporting group, memang untuk saling bantu saling dukung  itulah group ini dibuat.

Dulu sih awalnya ada group content creator, tempat info-info job nulis dan sharing-sharing tipis. Dari sharing ituah muncul keinginan sebagian member group untuk bikin acara saling blogwalking. Dari situ, mbak Rini Celoteh Dini Hari (demikian aku menamai sesuai nama blog yang dia miliki) punya inisiatif untuk membuat group sempalan khusus untuk blogwalking. Aku masih ingat, waktu itu mbak Rini mau bikin groupnya, tapi minta ada yang temani jadi admin. Lalu jadilah duet duo admin BWA ini. Kata asik ditambahkan bukan tanpa alasan, tapi supaya kegiatan blogwalking juga jadi kegiatan yang menyenangkan, bukan keterpaksaan, sehingga akan memberi manfaat lebih pada yang dikunjungi maupun yang jalan-jalan cari inspirasi.

Kalah Lomba? Mari Petik Saja Hikmahnya

 

Segala Ada di Blogwalking Asik

Barangkali ini yang membedakan dengan WAG-WAG yang kuikuti. Di Blogwalking Asik ini kalau kita punya pertanyaan hampir selalu dijawab oleh member lain. Jawaban mereka juga nggak asal, kok. Mereka mengemukakan pendapat berdasarkan pengalaman, atau dari apa yang mereka pahami. Keren, loh, Mas, dari pertanyaan yang (mungkin) receh, hanya soal jam ideal sarapan pagi, mereka membahas dari berbagai sisi. Kita yang ikut baca obrolan malah jadi dapat banyak pengetahuan.

Aku sendiri pernah minta saran waktu anak sulung kita galau memilih jurusan, jawaban-jawaban mereka memberiku wawasan lebih luas. Aku jadi bisa memahami dari beberapa sisi, dan ini bisa menjadi referensi ketika memberi saran pada anak kita nanti.

Oh, iya, soal pengetahuan, Group ini bikin acara sharing ilmu. Sayangnya kelas perdana kemarin aku malah pulas pas nugguin anak bungsu kita tidur. Kudengar acara seperti ini akan sering digelar lagi. Seneng banget, deh.

blogwalking asik-admin

Ini dia duo admin WAG super kece

Langganan Juara Lomba

Ramainya group itu, kalau nggak ada yang minta pendapat tentang sesuatu, biasanya ada yang menang lomba. Macam-macam lombanya, dari yang hadiah voucher sampai laptop atau sepeda motor. Keren-keren, kan teman-temanku, Mas.

Jangan ngeledek kalau aku hanya bagian tepuk dan tangan ngasih selamat aja, ya. Aku sempat beberapa kali ikut lomba ini dan itu, kok. Ya, memang masih lebih sering kalah dari pada menang. Aku sendiri nggak terlalu minat dengan lomba-lomba yang effortnya memang luar biasa. Ya sepadan lah dengan apa yang teman-temanku lakukan untuk sebuah lomba. Mereka bikin riset, banyak baca referensi, lalu bikin tampilan blogpost mereka memang membuat terpukau juri.

Berusaha Bertahan di Dalam Whatsapp Group 

Sub judul ini mungkin terbaca memelas, gitu, ya? Haha.. memang itu juga salah satu alasannya mengapa aku menulis cerita ini untukmu. Jadi mereka sepakat bikin challenge membuat tulisan tentang blogwalking asik. Nah, yang nggak membuat tulisan akan disilakan untuk meninggalkan group. Kesannya kejam, gitu, ya? Padahal ini asik-asik aja, peraturan itu juga hasil kesepakatan para penghuninya. Mungkin karena ini group yang dibuat bersama-sama, bukan milik organisasi atau pribadi, kesan guyub rukun subur makmur ini jadi terasa sekali.

Beda, kali, kalau groupnya milik agensi, ada aturan yang dibuat oleh ownernya. Kalau aku kemudian pilih bertahan di group dan menulis cerita ini, itu karena aku sudah nyaman berada di Blogwalking Asik. Memang sih,  aku kebanyakan jadi pembaca setia, kadang ratusan chat harus ku-scroll supaya paham apa yang dibahas. Di sini semuanya asik, aturannya asik, orang-orangnya asik, prestasi para membernya asik, dan (kalau pas ada) info job juga asik.

Buatku, group ini memang paling asik, seperti tadi yang kubilang, semua serba asik. Aku jadi nyaman berada di sana, lingkungan semacam ini bagus untuk mendukung karierku sebagai penulis. Aura semagat, saling dukung saling bantu akan membuatku terpacu untuk membuat karya terbaikku.

Till We Meet Again, in Jannah

Sebagai penutup aku ingin kukuhkan niat dan kuatkan tekad, bahwa apa yang pernah kita cita-citakan untuk keluarga kita harus terwujud. Dengan segenap daya dan upaya, dan dengan memohon keridhaan Allah Subhanahu Wata’ala aku ingin menggandeng anak-anak kita melanjutkan perjalanan ini sampai ke tempat yang kita tuju. Segala halang rintang pasti ada, tetapi aku yakin, dengan memohon bantuan pada-Nya yang berat akan terasa lebih ringan, yang jauh akan tampak lebih dekat. So, Mas, Till we meet again in Jannah, Insya Allah.