Peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia
Table of Contents
Lomba virtual 17 Agustus menjadi hal paling seru bulan ini. Bagaimana tidak, di tengah banyaknya pembatasan, kita masih bisa memeriahkan peringatan Hari Kemerdekaan bangsa Indonesia dengan meriah. Awalnya memang iseng saja saya mendaftar lomba yang diselenggarakan Bloggercrony Community (BCC). Iya, iseng karena jadwal sekolah anak-anak libur, sehingga lebih banyak waktu untuk mengikuti kegiatan yang ringan dan menghibur. Untunglah acara virtula ini dilaksanakan mulai pukul 13.00 WIB.Masih bisa mendampingi anak-anak melaksanakan tugas sekolah berupa upacara bendera secara daring.
Pukul 06.00, sambil beres-beres rumah, saya mengingatkan anak-anak untuk bersiap mengikuti upacara Hari Kemerdekaan yang diselenggarakan sekolah masing-masing. Meskipun upacara dari rumah saja, mereka tetap harus mengenakan seragam sekolah. Upacara dilaksanakan di sekolah oleh guru-guru sebagai peserta dan petugas upacara. Sedangkan siswa-siswi di rumah, mengikuti upacara melalui Zoom dan Youtube.
Perayaan Kemerdekaan yang Berbeda
Rasanya sayang sekali kalau momen khusus ini terlewat begitu saja. Jadi sejak beberapa hari sebelumnya sudah berniat untuk memperingati hari lahir Indonesia dengan cara istimewa. Ya pasti istimewa, lah. Karena rangkaian kegiatan seru yang biasanya digelar menyambut datangnya 17 Agustus, tahun ini tidak boleh diselenggarakan. Alasannya sudah pasti karena negara kita masih dalam masa berjuang melawan virus covid 19.
Baca juga : Kemudahan Penggunaan Aplikasi Zoom
Pembatasan ini membuat kampung terasa sepi walau bendera dan umbul-umbul tetap dikibarkan di sana-sini. Malam Tirakatan yang biasanya digelar tanggal 16 Agustus malam, tahun ini juga ditiadakan. Biasanya acara itu dimanfaatkan warga untuk mengakrabkan diri dengan tetangga sekitar. Panggung kecil dan hiburan dari anak-anak warga kampung disediakan untuk menghibur semua yang hadir. Tak lupa hidangan yang disiapkan oleh ibu-ibu di lingkungan tersebut, membuat suasana makin cair dan menghibur. Sungguh momen berharga untuk menjalin kerukunan antar warga kampung.
Yang tidak mungkin diadakan juga adalah lomba 17 Agustus untuk anak-anak. Biasanya mereka akan memadati jalan desa atau lapangan kecil di komplek untuk ambil bagian dalam lomba.Kalau ibu-ibu lebih sering dapat bagian menyiapkan hadiah dan kudapan untuk anak-anak selama mengikuti lomba. Para pemudanya menyiapkan arena perlombaan dan menjadi panitia. Bapak-bapak ngapain? Mereka inilah yang biasanya menjadi sponsor utama kegiatan dengan kucuran dana, hehe.
Cara Saya Merayakan 17 Agustus
Tak mau melewatkan momen khusus, saya pun enggak mau ketinggalan. Momen pertama yang saya tunggu adalah mengheningkan cipta secara serentak pukul 10.17 WIB. Saya ikut berkhidmat, dan memanjatkan serangkaian doa untuk bangsa Indonesia. Kesekretariatan Negara menayangkan live youtube upacara bendera dari Istana Merdeka Jakarta.Channel inilah yang saya simak untuk mengikuti upacara bendera. Peserta dari sabang sampai merauke, itu terbaca dari apa yang dirtulis di kolom komentar. Wah, bangga rasanya ikut upacara bendera secara langsung meskipun dari rumah saja.
Baca juga : Wisuda Drive Thru SMP Angkatan 2020
Perayaan berikutnya saya lakukan bersama komunitas blogger di bawah bendera BCC. Pukul 13.00 keseruan mulai menjelang, saat teman-teman anggota BCC mulai berkumpul di Zoom untuk memperingati Hari Kemerdekaan dengan aneka lomba. Lombanya tidak jauh berbeda dengan lomba 17 Agustus di kampung. Ada tiup balon, memasukan benang, tebak gambar, tebak kata, lomba baju adat, dan cerdas cermat. Bedanya kali ini adalah lomba virtual 17 Agustus.
Awalnya iseng aja mendaftar, karena sepertinya akan ada waktu luang pada jam tersebut. Jadilah saya mendaftar lomba tiup balon, tebak kata dan cerdas cermat. Menjelang waktu pelasanaan lomba, panitia mengirim email konfirmasi kepesertaan lomba.
Keseruan Lomba 17 Agustus Virtual bersama BCC
Lomba pertama yang saya ikuti adalah tiup balon. Lomba ini mengharuskan peserta adu cepat meniup lima balon yang sudah disiapkan sebelumnya. Syaratnya balon harus yang masih baru atau belum ditiup. Lomba pertama ini saya kalah cepat dibanding peserta lain. Entahlah, bagaimana bisa mereka secepat itu meniup lima balon, sementara saya? haha..kayaknya paling akhir, deh selesai meniup balonnya.
Lomba-lomba berikutnya saya hanya menonton teman-teman adu kebolehan. Tidak semua sih, beberapa terlewat karena sambil mencuci, hehe. Dari banyak lomba hanya sempat melihat semangat peserta lomba virtual 17 Agustus pada beberapa lomba saja. Yang paling keren adalah lomba busana daerah, dimana peserta diminta tampil dengan baju daerah masing-masing. Sempat juga dilakukan tanya jawab berkaitan dengan busana daerah tersebut.
Salah satu lomba yang nyambung dengan profesi blogger adalah typo contest. Peserta diminta menulis ulang kalimat yang ditayangkan panitia di layar Zoom. Lalu lomba tebak gambar, kali ini peserta diminta menebak potongan gambar yang sebagian besar menampilkan sosok Pahlawan Nasional. Yang lumayan bikin ngakak tergelak adalah lomba tebak kata. Harusnya saya ikut lomba ini, tapi karena waktunya bersamaan dengan salat Ashar, jadi mundurlah saya dari lomba tersebut.
Terakhir yang paling seru adalah lomba cerdas cermat. Kali ini lomba menggunakan Kahoot, yang diikuti oleh hampir semua peserta yang hadir (dari rumah masing-masing). Sayangnya, jaringan internet saya pas lelet, duuh.. berulang kali suarak panitia yang membacakan soal terdengar putus-putus. Sempat beberapa kali saya asal pencet kotak pilihan jawaban. hasilnya gimana? Pada tahap awal nama saya sempat berada di urutan pertama. Sayangnya tombol jawaban yang saya pencet tidak selalu benar, jadi nama saya menghilang dari daftar beberapa peserta teratas. Endingnya sih tetap kalah, haha…
Baca juga : Kalah Lomba? Mari Petik Saja Hikmahnya
Kalah di Lomba Virtual 17 Agustus
Sungguh hari yang melelahkan tapi menggembirakan, sekaligus membanggakan. Buat saya, perayaan tujuh belasan bukan sekadar mencari keseruan sambil liburan. Banyak makna yang terkandung dalam lomba-lomba 17 Agustus, tapi yang jelas kegiatan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ini bisa menumbuhkan rasa cinta Tanah Air dan memupuk rasa kebangsaan. Kekompakan dan kebersamaan antar warga dalalm lingkungan tertentu, baik di kampung maupun kompleks perumahan, akan terpelihara dengan baik.
Jadi menang atau kalah dalam lomba tujuh belasan, keseruan yang dirasakan tidak jauh berbeda. Semua ikut bergembira dan merayakan bersama kemerdekaan tanah air tercinta. Saya ingin anak-anak juga memiliki semangat yang sama seperti emaknya. Karena kelak pada merekalah tongkat estafet mempertahankan kemerdekaan Indonesia diteruskan. Merayakan hari kemerdekaan adalah salah satu usaha untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air.
Dirgahayu Republik Indonesia, Merdeka!
Sitatur Rohmah
Seru sekali lombanya, mba.Meskipun virtual tetap seperti benar-benar kita di tempat lomba. Suka bikin geregetan kalau sinyal lemot?
bikin gemes, gitu ya mbak
seru banget ya mbak, anakku yang TK lomba virtual gini juga, lomba kerupuk dan pasang kaos kaki.
padahal saingan nggak di tempat yang sama, tetap aja seru dan deg-degan juga ya?
Hahahah, Internetnya lelet ya mba? Tak apalah yang penting semangatnya
betul, yang penting semangatnya
anakku malah libur, jadi nggak ada lomba-lomba gitu deh
Keren ah, meski virtual seru lomba 17-annya. Aku pun merindu perlombaan di RT-ku tahun ini. Sudah 2 tahun berturut-turut juara 1 lomba makan kerupuk. Jadi kan merasa ga bisa mecahin rekor lagi hihihi
Setuju yang utama meski tanpa lomba kita memaknai kemerdekaan dengan semangat yang sama.
Merdeka!!!
Wah, keren. lomba makan kerupuk susah, loh. Mana suka dijahilin digoyang-goyang talinya, haha. salam Merdeka!!!
MashaAllah. Meski virtual tetap aja nggak mengurangi makna kemerdekaan 17 agustusan ya mbak.
Memang banyak jalan menuju roma. Hehehe
yang penting sih partisipasinya memeriahkan oerayaan Ulang Tahun Kemerdekaan
Wah…kebayang antara seru dan gemezzz iiih. Udah seru mo ikut lomba, taunya jaringan lup-lep. Duuh…
Wah, gimana tuh lomba busana daerah, pengen tahu pemenangnya dari daerah mana.
Aku ya penasaran waktu pa Jokowi tampil pake busana daerah NTT itu. Awalnya tebak-tebakan…
yang menang dari Bali, mbak. satunya dari manan, lupa.