Teman-teman pernah ada yang mengalami blog terblokir Facebook? Saya baru saja mendapatkan kembali blog saya lepas dari blokiran. Seperti yang kita tahu sosial media adalah tempat untuk memublikasikan update blog. Dari sosial media inilah pengunjung lumayan banyak terjaring. Rasanya kita sepakat, ya kalau mau dapat page view bagus, jangan lupa untuk share link artikel di sosial media kita. Makanya kalau sampai kejadia blog terblokir Facebook itu sedih banget deh. Apalagi Facebook ini terkoneksi dengan Instagram dan Whatsapp, aduduuh.. harus berjuang lebih keras deh untuk membagikan apa yang kita tulis di blog.
Bagaimana ceritanya kok bisa blog terblokir Facebook?
Table of Contents
Jadi begini, sudah sejak lama saya tahu kalau kita nggak boleh terlalu sering membagikan url artikel kita di sosial media. Alih-alih dapat banyak klik, kita malah dikira sebar spam di sosial media tersebut. Jadi sebenarnya soal frekwensi share link itu sudah saya batasi. Nah, kejadian terblokirnya blog saya itu karena ketidak sengajaan dan kekurang cermatan saya menyikapi “peringatan” dari Facebook.
Ini berawal dari dukungan saya terhadap gerakan anti hoax yang dicanangkan teman-teman blogger. Kan kita sedih sejak Corona melanda, media sosial seperti menjadi belantara informasi. Nggak jelas mana yang benar mana yang tipuan. Sulit juga membedakan berita atau postingan yang meresahkan (karena kebohongannnya) dengan yang benar-benar ingin berbagi informasi.
Saya dan beberapa blogger sepakat membuat postingan yang informatif supaya memberi motivasi kepada pembaca. Asumsinya kalau banyak berita baik yang kita sebar, maka dengan sendirinya segala rumor dan hoax yang tersebar akan tersingkir. Niatnya sih begitu. Saya dan teman-teman yakin nggak ada niat baik yang hasilnya sia-sia. Meskipun ternyata yang ikut nggak terlalu banyak, kami tetap antusias melaksanakannya.
Mekanismenya adalah masing-masing blogger membuat postingan yang berkaitan dengan corona. Waktu itu saya menulis tentang ide kegiatan positif untuk anak saat di rumah aja (silakan klik tulisan berwarna biru ini untuk membacanya). Postblog yang saya publish tanggal 16 Maret 2020 ini kemudian saya share di Facebook. Pada hari yang sama teman-teman satu group juga membagikan link artikel saya ini di FB. Pada saat saya klik kirim, ada notifikasi yang kira-kira bahwa kesalahan pada postingan saya, dan FB meminta saya mengganti atau mengulangi postingan tersebut.
Hmm.. karena saya merasa baik-baik saja dengan artikel saya, saya klik ulang tombol posting. Pada saat yang hampir bersamaan, teman-teman saya melakukan hal yang sama, dan mengalami kendala yang sama. Karena mereka hanya membagikan yang saya tulis, ya mereka lakukan klik ulang posting di FB. Ada beberapa teman yang nggak jadi posting karena membaca notifikasi yang nggak biasa.
Akibatnya Apa?
Akibatnya saya mendapat pemberitahuan akalau Facebook membatasi url blog saya dengan kata lain diblokir. Spontan saya tulis laporan dan saya tulis kalau apa yang saya posting adalah kampanye positif. Setelah saya teliti lagi, ternyata pada meta deskription saya menulis kata-kata yang sensitif yaitu d.a.r.u.r.a.t. Dari sini saya dan teman-teman jadi tahu bahwa kata-kata yang memungkinkan menimbulkan keresahan masyarakat umum itu dibatasi atau dilarang ditulis di Facebook.
Akibatnya, saya tidak bisa lagi sharing tulisan baru di Facebook, Instagram dan story Whatsapp (kalau pesan WA masih bisa). Pada hari-hari pertaman saya sempat resah dan gelisah. Bagaimana bisa saya mengabarkan apa yang saya bahas di blog, bagaimana juga saya memenuhi kewajiban untuk artikel blog berbayar yang meminta link share sosmed?
Teman-teman yang bersimpati mengontak saya dan memberi saran untuk membuat short link dengan bit.ly tapi hasilnya nihil. Saya juga paham, kalau toh memakai bit.ly link asli tetap menuju ke blog saya, kan?
Apa Usaha Saya membuka Blokir?
Yang saya lakukan kemudian adalah bertanya pada beberapa teman, terutama di group blogger. Mereka ada yang menyarankan melaporkan lagi ke Facebook, membuat blog baru, bahkan ada yang memberi kontak penyedia jasa buka blokir FB. Untuk semantara saya hanya ingin membiarkan kasus ini tanpa tindakan apa-apa, sambil saya cari cara yang tepat untuk membuka blokirnya.
Supaya saya tetap dapat peluang menjaring pengunjung blog, maka yang saya lakukan adalah :
1. Posting screenshot artikel terbaru yang ingin saya bagi.
Setiap ada artikel baru yang ingin saya bikin bagus PV nya, saya capture bagian judul dan alenia awal artikel. Setelah itu gambar ini saya upload di FB atau IG secara bergantian, bukan bersamaan. Pada kalimat pendukung atau caption saya tulis bahwa url blog terblolir FB sehingga tidak bisa membagi link.
2. Upload di Twitter, lalu link Twitter yang saya share di FB
Cara unik ini saya lakukan supaya pembaca benar-benar hanya bermodal klik untuk sampai ke blog saya, tidak harus mengetik ulang url blognya. Salah satu yang saya buat berantai ini ketika saya membuat liputan tentang wisuda drive thru anak saya yang baru saja lulus SMP. Untuk artikel unik ini bahkan salah satu pembaca benar-benar mengikuti petunjuk untuk mengklik url tweet saya. Dari twitter baru mengklik link menuju blog dan sampai ke artikel yang saya maksud. Sungguh perjalanan yang lumayan panjang untuk membaca artikel ini. Dari FB ke Twitter baru ke blog.
3. Share ke sosial media lain (Selain FB, IG, dan WA story)
Saran salah satu teman saya laksanakan juga, yaitu share link di Linked.In. Jujur saya jarang main ke sini, karena sering nggak cukup waktu. Saya tahu mungkin baru bisa menjaring sedikit pembaca dari sini, tapi setidaknya saya berusaha memanfaatkan peluang yang ada.
4. Mengganti link Bio di Instagram dengan link Twitter
Ya sudah pasti link bio tidak bisa saya isi link blog, makanya saya ganti menjadi link twitter. Harapan saya dari twitterlah pembaca menemukan tautan menuju blog.
5. Menggalakkan blogwalking lewat group blogger
Nah, ini yang cukup menguras energi, namun juga mendapat banyak insight. Bayangkan aja kalau dalam satu hari ikut beberapa group BW, hihi. Demi…! Untuk sementara ini adalah jalan terbaik mendapat Page View secara nyata.
6. Membuat Halaman Facebook untuk blog sitaturrohmah.com
Sebelumnya saya pernah membuat halaman Facebook, tetapi bukan untuk keperluan blog melainkan untuk usaha onlineshop saya. Pokoknya di mana ada peluang mengenalkan blog, saya ambil, deh!
7. Memodifikasi tulisan link artikel dengan mengganti titik menjadi [dot]
Ini yang saya lakukan selama url blog terblokir Facebook. Jadi kalau misalnya saya mau membagikan artikel https://www.sitaturrohmah.com/berkah-merawat-orang-tua-yang-sakit/ maka yang saya tulis di Facebook atau Instagram adalah https://www[dot]sitaturrohmah[dot]com/berkah-merawat-orang-tua-yang-sakit/
8. Membuat blog baru
Setelah sekitar satu bulan blog terblokir Facebook saya (mengikuti anjuran teman) membuat blog baru. Sebenarnya ini sudah saya rencanakan sebelumnya untuk membuat blog yang nichenya berbeda dengan blog sitaturrohmah.com. Belum juga terwujud karena alasan biaya, hehe. Kali ini saya mantapkan hati untuk membuat blog baru sebagai cadangan atau lahan baru. Nantinya blog ini akan saya serahkan kepada anak-anak saya untuk dikelola, makanya nama dan tampilan blognya saya buat khas anak muda https://idekece.my.id.
9. Melaporkan secara bersama-sama dengan sekelompok teman blogger.
Ini langkah yang saya ambil bersama teman-teman satu kelompok yang membuat kampanye waktu itu. Jadi saya buat redaksinya dan teman-teman secara bersama-sama membuat laporan ke Facebook yang intinya bahwa Facebook telah salah blokir, karena yang membuat terblokir saat itu justru gerakan positif kepedulian pada sesama untuk bersama-sama menghadapi Corona.
10. Sabar menunggu, karena kepanikan akan lebih menyengsarakan
Sebagai senjata pamungkas langkah terakhir yang saya lakukan setelah rangakaian usaha lain adalah bersabar. Buat saya blog bukan segalanya, masih ada cara lain untuk mengekspresikan diri diantaranya adalah lewat buku. Pada saat blog terblokir Facebook saya justru mendapat banyak ide untuk tema buku solo. Beberapa diantaranya sudah selesai saya buat outlinenya, sebagian lagi malah sudah dapat beberapa halaman. Kelak setelah beberapa pekerjaan sebagai ghostwriter tuntas saya laksanakan naskah buku solo kembali saya lanjutkan. Bismillah, semoga lancar.
Blokir Dibuka, Saya Bahagia
Setelah melaporkan bersama beberapa teman saya melupakan blokiran blog dan kembali aktif menulis dan share dengan keterbatasan yang ada. Nah, satu hari, tepatnya tanggal 13 Agustus 2020 di sebuah diskusi dengan group blogger saya cerita kalau url saya masih diblokir. Setelah menyimak panjang lebar cerita saya, salah satu teman menulis pesan di group
“Ini bisa, kok!” sambil mengirim link facebook yang membagikan artikel terbaru dari blog saya.
“What?” teriak saya nggak percaya. Lalu saya iseng menulis di Facebook “Apa kabar blog sitaturrohmah.com” dan berhasil tayang tanpa peringatan apapun. Artinya blokiran sudah dibuka, Alhamdulillah, ya Allah….
Saya belum pernah mengalaminya. So far cuma beberapa kali postingan video tak bisa diupload di Instagram, tapi alhamdulillah pakai jurus sabar menunggu eh blokiran dicabut. Tulisan seperti ini jarang mba, pasti banyak yg membutuhkan.
iya mbak… modal utamanya sabar aja. Pokoknya kalau memang rejeki, nggak akan kemana deh
Belum pernah sih mbak, kalau saya. Hanya saja yg sering lupa pasword haduh itu yg ngeselin karena kan harus pake 2 langkah otentifikasi
saya sampai catat tuh mbak hihi
alhamdulillah… selamat mba Sita.. Akhirnya dilepas blokiran oleh fb. Pasti sangat mendebarkan dan bikin cemas kalau ada kondisi semacam itu. kebayang deh…
Tips nya bagus banget dan memang pasti menguras tenaga. Tapi itulah ya.. perjuangan pasti tidak nyaman. Namun hasilnya selalu ada hikmahnya.
haha.. bener mbak, perjuangan banget, itu. Udah sampai pada titik menyerah. Ibaratnay sampai ada kata “nggak ada FB nggak mati” haha
Waaah…perjuangannya panjang juga ya supaya FB-nya kembali. Bukan apa-apa, sebagai bloger sering diminta share medsos kalau pas ada job. Kan gimana gitu, kesempatan terbang. Alhamdulillah udah kembali lagi ya…
Baru tahu lho gara-gara kata tertentu jadi terblokir. Huhu…
nggak sengaja juga, dan nggat tahu kalau itu adalah kata-kata terlarang nomer 11. Eh kok jadi ke cerita Spongebob sih? hihi. Sejak pandemi memang postingan dibatasi
Wah, ngeri juga ya klo keblokir. Aku dulu pernah. Tp twitter sih karena bablas kebanyakan ikutan follow. Haha.. Hampir 3 minggu gak bisa dibuka
3 minggu sih lumayan sebentar nih, aku dari Maret sampai Agustus tuh
Waaah tips yang menarik nih. Sampai sekarang blog saya masih diblokir FB. pusing kalo mau share postingan blog di FB nih mbak…
Coba praktikkan cara-cara yabf saya tempuh, kang. Saya awalnya juga udah pasrah, tapi alhamdulilah masih bisa kembali
5 bulan ya cukup lama sekali diblokir sama Facebook. Kalau saya pernah diblokir ga bisa posting di Instagram karena kebanyakan like di ig..tapi cm seminggu sih mbak. Alhamdulillah ya jadi bs tulisan nih pengalaman nya
iya, alhamdulillah. pada titik pasrah akhirnya blokir dibuka
Lumayan panjang juga ya mba sita, blokiran dari Facebook ini.
Memang semenjak Corona, Facebook lebih sensitif mengenai isu tertentu. Apalagi kalo nyangkut hal negatif yang bisa membuat kepanikan. Mungkin, karena sistem blokiran dengan kata kunci tertentu makanya link blog tersebut gak dibaca secara isi, namun di screen kata-kata yang mereka jadikan kata kunci untuk blokir.
Alhamdulillah sudah selesai ya Mba sita.. pasti lega rasanya setelah itu.. ❤️
alhamdulillah… lega banget, mbak
Saya sempat membaca komen Mbak Sita juga nih di GWA Blog Jadi Buku Juni lalu. Alhamdulillah kl sekarang udah bs lagi ya Mbak… serbasalah juga ya… inginnya dapat trafik shar-share di FB juga gak boleh terlalu sering yaa
iya, mbak. harus ada jarak. nah, challenge blog jadi buku akhirnya saya mundur, huhu
Jadi pelajaran buat saya biar ga ke blokir sama fb ya kak..tfs ya
semoga nggak ngalami, deh
Wah alhamdulillah mbaak. Kemarin jg ada portal web punya ormas yang panik bangett karena diblokir FB urlnya. Udah suuzhon aja ada yg ngga suka dan ngelaporin hihi. padahal mah sekarang FB emang lagi galak wkwkwk. Salah satu cara mencegahnya aku jg ga berani posting link url tulisan terus. Thanks mba sudah berbagi