adab bertanya
Risma sudah berkeringat, helmnya terasa lebih berat. Hatinya maskin gundah karena rumah Irin yang ia cari belum ketemu juga. Dalam hati ia mengingat lagi petunjuk yang diberikan teman sekelasnya. Ia ingat betul nama jalan dan nomor rumah. Hanya saja ia lupa berapa RT/ RW nya, padahal tanda yang tertulis di ujung gang adalah RT /RW . 

Risma mengendarai sepeda motor dengan pelan sambil melihat kiri kanan, dan berharap sahabatnya tampak. Rasanya hampir setengah jam ia berputar-putar di sekitar gang tersebut, tapi rumah Irin belum ketemu juga. 
Dengan ragu ia membelokkan arah kendaraannya pada warung kecil di depannya, sambil melongok ke dalam warung ia berseru


“Permisi.” Tak ada yang menyahut, ia pun mengulangi 

“Permisi”

Kali ini ada seorang ibu yang keluar dari pintu samping warung dan manatapnya penuh rasa tak suka.
“Maaf, Bu. Ibu tahu rumahnya Irin, yang sekolah di SMA XI?”


Ibu berbaju daster warna merah mendekat, tapi tidak menjawab pertanyaa tersebut.
“Dik, matikan mesin motornya dulu, lalu turun dan bertanyalah dengan sopan”


Dhuar…! sumpah, Risma kaget dengan perkataan ibu tersebut. Kenapa motor harus dimatikan, kenapa harus turun dari sepeda motor? “Jadi apa yang kulakukan ini salah, ya” gerutunya dalam hati.
Kepalang basah, ia pun menuruti perkataan ibu pemilik warung dengan memutar kunci kea rah kiri, lalu melepas helem dan turun dari kendaraan, persis seperti permintaan si ibu.


“Maaf, Bu, saya terburu-buru” katanya mengemukakan alasan.


“Ya, kali ini ibu maafkan, tapi yang seperti itu nggak boleh diulang ya, Dik. Nggak sopan itu. Jadi adik cari rumah siapa?” raut wajah perempuan setengah baya didepannya mulai mengendur, tak tegang lagi seperti tadi.


“Iya, bu. Maaf. Saya cari rumah Irin, yang sekolah di SMA XI, maaf apa ibu mengenal dia?” Keraguan Risma mulai hilang berganti dengan rasa percaya diri, karena mendapat pelajaran berarti. 


“Rumah Irin ada di ujung gang ini, pintu gerbangnya berwarna hijau muda. Itu yang kelihatan banyak pepohonannya”

Mengapa Adab Bertanya itu Penting?

Ilustrasi di atas bisa jadi gambaran bahwa dari hal sederhana seperti bertanya saja, ada adabnya. Sopan santun dalam pergaulan memang sangat luas, terkait hubungan antar manusia secara pribadi, dengan kelompok, atau antar kelompok masyarakat.

Sopan santun diperlukan untuk menguatkan jalinan atau hubungan kemasyarakatan. Hubungan yang baik akan membuat semua pihak merasa nyaman berada di tengah-tengah kelompok masyarakat.  Yuk, kita bahas satu persatu bagaimana adab bertanya.



Mengapa kita perlu bertanya? Ketika tidak tahu arah, ragu tentang kebenaran sebuah tempat atau mencari orang yang tidak kita ketahui keberadaan secara tepat, maka salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan bertanya. Bisa jadi ada orang yang paham betul arah yang kita tuju, atau mengenal dekat orang yang kita cari.

Sebelum bertanya, biasanya kita mencari sendiri arah atau sesuatu dengan petunjuk yang kita miliki. Kalau sudah mentok, sudah berusaha mencari sesuai arahan, maka saatnya meminta bantuan. Pada saat inilah kita perlu bertanyapada orang lain supaya segera ditemukan yang kita cari.

Baca juga : Dompet Digital, Bekal Gaul Anak Milenial

Adab bertanya Pada suatu forum

Dalam sebuah forum atau perkumpulan sejumlah orang, bisa dalam bentuk rapat, diskusi atau seminar, atau mungkin sebuah kelas. Yang perlu diingat bertanya dalam sebuah forum adalah :

1. Meminta izin bertanya pada pembicara atau moderator

2. Mengucapkan terima kasih untuk kesempatan bertanya, dan memperkenalkan diri sebelum bertanya. Jangan lupa juga simak dengan baik ketika pertanyaan kita dijawab, lalu berilah kode kalau kita mengerti atas jawaban pembicara dan sampaikan terima kasih.

3. Menggunakan waktu bertanya dengan efektif dan efisien. Maksudnya langsung pada pertanyaan, tidak berpanjang kata.

4. Jika pembicara lebih dari satu, katakan kepada siapa pertanyaan ditujukan

5. Ingat, jika kesempatan yang diberikan adalah untuk bertanya, maka hindari sanggahan atau konfrontasi dari pernyataan pembicara yang memicu konflik pada forum. Ingat forum adalah milik bersama, jadi hormati juga kepentingan orang lain.

6. Masih ada pertanyaan tambahan? Tunggu sampai peserta lain selesai bertanya juga, baru ajukan pertanyaan tambahan. Jadi jangan mendominasi waktu bertanya, ya.



Adab Bertanya pada orang lain (bukan di forum)

1. Ucapkan salam, seperti “Permisi”, “Maaf” atau “Assalamualaikum” kalau kita tahu pasti yang kita tanya adalah muslim.

2. Minta izin bertanya, “Boleh saya, Kak?” atau “Bisa ganggu sebentar, Kak? Saya mau tanya” atau ramulah kalimat yang sopan yang mengandung maksud bahwa kita minta waktu orang tersebut untuk pertanyaan kita.

3. Jika orang yang kita tanya merasa keberatan, jangan memaksa, ya.

4. Sampaikan pertanyaan dengan segera supaya kita tidak terlalu lama menyita waktu orang tersebut. Ucapkan intonasi sedang, supaya mudah dimengerti.

5. Jaga sikap tubuh, ya. Ingat untuk bersikap sopan, jangan sampai sambil berkacak pingang atau menunjuk dengan menggunakan tangan kiri.

6. Simak baik-baik jawabannya, jangan memotong pembicaraan hingga selesai memberikan jawaban.

7. Kita boleh mengulang jawaban untuk memastikan bahwa kita mengerti

8. Boleh bertanya lagi kalau memang belum paham dengan jawaban yang diberikan.

9. Sudah selesai? Jangan lupa ucapkan terima kasih.

Baca juga : Belajar Adab dari Orang Tua

Hal khusus ketika bertanya

Kalau kita baca lagi ilustrasi tadi, kita tahu bahwa penanya atau orang yang bertanya ada di atas kendaraan. Nah, kali ini kita bahas bagaimana adab bertanya pada situasi tertentu

1. Pada situasi seperti ilustrasi cerita pada awal tulisan, orang yang bertanya ada di atas kendaraan. Maka yang harus dilakukan sebelum bertanya adalah menepikan kendaraan, mematikan mesin, dan turun dari kendaraan baru bertanya.

2. Bagaimana kalau orang yang kita tanya berada di kendaraan? Sampaikan saja pertanyaan ketika ada kode yang membolehkan kita bertanya, tanpa menunggu mesin kendaraan dimatikan.

3. Apakah boleh berteriak jika yang kita tanya jaraknya cukup jauh? Sebaiknya kita berusaha mendekat, supaya bisa berbicara biasa tanpa teriakan. Aneh, kan kalau bertanya pakai nge-gas!

4. Lalu bagaimana kalau yang kita tanya ada di dalam rumah? Tunggulah sampai orang tersebut keluar rumah, baru kita sampaikan maksud kita. Perlu diingat juga, bahwa kita cukup mengetuk pintu atau memencet bel paling banyak 3 kali.

Ketidak tahuan memang merepotkan, padahal mencari arah jalan, atau letak sebuah gedung pada saat itu harus segera kita ketahui. Apalagi kalau itu berkaitan dengan sebuah acara dengan jadwal tertentu. Bisa makin grogi dan khawatir, kan? Meskipun demikian jangan lupa tetap menjaga sikap baik kepada orang yang kita temui. Percaya saja, kalau kita bersikap baik, orang lain akan melakukan hal yang sama pada kita.

Oh, iya, mungkin pada lain kesempatan kita yang menjadi narasumber bagi orang lain. Ingatlah bagaimana susahnya mencari sesuatu, maka bantulah sejauh yang kita tahu. Semoga kebaikan yang kita tanam tumbuh subur, dan kelak kita boleh memanennya. Insya Allah