Pilih Rapor Cerpen atau Nota Kas Bon?
Oleh : Sitatur Rohmah
Hari ini, rapor anak-anak mulai dibagi. Anak sulung saya yang kelas 2 SMP rapornya sudah diambil bapaknya kemarin. Dua adiknya yang masih SD baru diambil pagi tadi. Anak ke-dua, kelas 7 atau 1 SMP yang berbeda dengan kakaknya hari ini juga sudah terima rapor.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya-paling tidak dibanding zaman emaknya, beberapa tahun terakhir ini rapor anak-anak dipenuhi dengan deskripsi. Sebagai contoh, untuk materi “kata kerja” guru akan menulis bahwa anak sudah faham tentang kata kerja, sudah bisa membedakan kata kerja dengan kata benda dan bisa memberi contoh kata kerja.
Rapor seperti inilah yang saya sebut rapor cerpen. Saya membaca semua “cerita” yang pada ending nya saya tahu gambaran perkembangan anak saya di sekolah.
Lalu bagaimana dengan rapor kas bon? Hehe tentu hanya berisi angka-angka. Dan angka ini mewakili keseluruhan mata pelajaran tersebut. Jadi tentang kata kerja, tentang menyusun kalimat, tentang bagaimana menuliskan cukup diwakili dengan angka saja. Biasanya antar 5 sampai 9 ( katanya kalau 10 itu nilai sempurna hanya untuk Tuhan ?)
Kalau saya sih, saya lebih memilih rapor dengan deskripsi detil tiap sub materi dari masing-masing mata pelajaran. Ini nih alasan saya :
- Saya bisa fokus mengasah kekurangan anak saya cukup di sub materi yang dua belum maksimal. Tidak perlu satu buku utuh (beraat).
- Saya mendapat gambaran utuh tentang kemampuan anak saya terhadap mapel tertentu.
- Berkaitan dengan nomor 1, saya bisa tahu gambaran potensi anak saya ada dimana. Bahasa, ilmu hitung, atau sesuatu yang berkaitan dengan ilmu sosial?
Lalu komentar saya tentang rapor kas bon? Buat saya angka-angka perolehan nilai anak terhadap mapel tertentu sekedar ingin tahu range anak itu ada di kisaran angka berapa. Lalu untuk mengecek hasil ulangan yang dibawa pulang.
Yang lain, bahwa rapor yang ditampilkan dengan angka bisa diurutkan dari nilai tertinggi sampai nilai terendah. Dari sini kita akan tahu posisi anak di kelasnya. Rangking atau urutan nilai anak dibandingkan teman-teman di kelasnya.
Jadi buat saya angka dan rangking tidak terlalu penting, sejauh anak sudah memahami apa yang disampaikan guru dan melampaui KKM atau nilai terendah untuk dinyatakan lulus.
Bagaimana dengan anda Bunda, Emak, Mama? Apa yang lebih anda inginkan untuk laporan hasil belajar ananda di sekolah? Deskripsi panjang yang mewakili gambaran kemampuan anak atau angka-angka berikut rangking?
Solo, 15 Desember 2018
Rapor anakku termasuk rapor kas bon dong, isinya angka-angka aja hehee
Rapot zaman now
begitulah, tapi yang model gini kebayang repotnya sang guru ya?
Rapor cerpen, trus ada angkanya.
Iya mba, angka itu hanya salah satu indikator saja. Yang penting anak-anak paham yang dipelajari dan enjoy belajarnya