Penghapusan Kekerasan Seksual, Permasalahan Pelik Tak kunjung Usai
Table of Contents
Penghapusan kekerasan seksual terhadap perempuan sebenarnya bukan permasalahan baru. Langkah-langkah pencegahan dan pemulihan korban pelecehan sudah dilakukan, tetapi nyatanya kekerasan seksual masih juga tinggi. Data yang dihimpun oleh Komnas Perempuan pada tahun 2019 menunjukkan, kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan sebanyak 431.471 kasus kekerasan terhadap perempuan. Sementara laporan yang dipublikasikan pada peringatan Hari Perempuan Internasional tahun 2020, sebanyak 64% kekerasan seksual yang terjadi ada di ranah publik atau komunitas. Sisanya (31%) terjadi di ranah pribadi.
Peran RutgersWPF Indonesia
Rutgers WPF Indonesia merasa perlu hadir untuk membantu masyarakat Indonesia menjadi manusia yang sehat dan bisa menikmati hak-haknya. Hak yang dimaksudkan di sini adalah hak meras nyaman dengan tubuhnya, hak menentukan pasangan dan jumlah anak, bisa bebas dari kekerasan di dalam rumah tangga, pelecehan seksual, pemaksaan atau pemerkosaan, hingga menentukan masa depan.
Nah, masalahnya makin ke sini bukan makin menurun, tetapi malah makin banyak dan berkembang. Sekarang muncul kekerasan siber yang bentuknya bermacam-macam. Sebagai contoh adanya perundungan melalui media online, pelecehan, spamming, penguntitan secara online, mengirimkan pesan-pesan seks dan peretasan akun. Yang membuat angka kekerasan pada perempuan lebih sulit dihilangkankekerasan pada perempuan lebih sulit dihilangkan adalah bahwa hal ini masih didominasi ranah domestik, atau dilakukan oleh orang terdekat seperti pacar, ayah atau paman.
Minimnya keterlibatan laki-laki
Sebenarnya penghapusan kekerasan seksual bisa lebih cepat berhasil jika ada dukungan dari kaum laki-laki. Sayangnya, di Indonesia masih kental dengan kultur patriarki, dimana laki-laki umumnya memiliki kontrol dan kuasa terhadap anggota keluarga yang lain. Budaya patriarki inilah yang membuat seolah-olah kekerasan berbasis gender mustahil dihilangkan.
Selama ini, penghapusan kekerasan seksual pada perempuan adalah dengan jalan pemulihan pada korban dan pemberdayaan kaum perempuan. Padahal kaum laki-laki (yang sering menjadi pelaku kekerasan) harusnya mendapat porsi juga untuk mendapatkan edukasi. Kaum laki-laki harus mendapat informasi yang benar tentang norma dan relasi gender laki-laki dan perempuan. Harapannya, kaum laki-laki bisa mamatuhi norma tersebut dan menjadikan kaum perempuan sebagai mitra. Karena kedudukannya sebagai mitra, berarti ada keseimbangan pada hak laki-laki dan perempuan.
Diskusi Online Prevention+
Berangkat dari keinginan ini, RutgersWPF Indonesia menyelenggarakan diskusi online Prevention+ dengan tema “Laki-laki sebagai Agen Perubahan Mewujudkan Kesetaraan Gender dan Penghapusan Kekerasan Seksual”. Diskusi online berlangsung pada Senin, 26 Oktober 2020, pk. 10.00 – 12.00 melalui zoom meeting.
Narasumber yang dihadirkan pada diskusi ini adalah:
- Ingrid Irawati (SGBV PC RutgersWPF Indonesia)
- Sofyan Hd (Manager Program Lembaga Advokasi Perempuan DAMAR)
- Defirentia One M (Direktur Rifka Annisa Wcc)
- Nurlaila Yukamujrisa (Manager Program Sahabat Kapas)
- Pera Sopariyanti (Direktur Rahima)
- Eko Nugroho (Manager Program Yabima Indonesia)
Program Prevention+ memiliki tujuan mengurangi kekerasan terhadap perempuan. Selain itu RutgersWPF Indonesia juga ingin meningkatkan partisipasi ekonomi perempuan dengan pendekatan pelibatan laki-laki sebagai agen perubahan. Tidak hanya itu, peran laki-laki juga dibutuhkan untuk mempromosikan nilai maskulinitas yang positif berdasarkan nilai kesetaraan dan non-kekerasan.
Cakupan Wilayah Program Penghapusan Kekerasan Seksual
RutgersWPF Indonesia bekerja sama dengan mitra kerja lokal, yaitu organisasi atau komunitas yang concern pada masalah yang sama. Mitra kerja lokal RutgersWPF Indonesia saat ini adalah Rifka Annisa, Rahima, Lembaga Advokasi Perempuan DAMAR, Sahabat Kapas, dan Yabima. Kelima organisasi ini memiliki wilayah kerja di Jakarta, Lampung, Yogyakarta, Solo
Cara-cara yang ditempuh utuk mewujudkan kesetaraan gender dan penghapusan kerasan seksual diantaranya adalah diskusi komunitas reguler untuk empat kelompok (perempuan dewasa, laki-laki dewasa, perempuan remaja, dan laki-laki remaja). Kemudian Konseling Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS). Kampanye melalui berbagai media, termasuk media sosial, dan advokasi dari tingkat desa hingga ke tingkat nasional.
Pemaparan Narasumber
RutgersWPF Indonesia
Diskusi online Prevention+ diawali dengan pemaparan wakil dari Rutgers yaitu Ingrid Irawati (SGBV PC RutgersWPF Indonesia). Yang saya garis bawahi dari apa yang disampaikan ibu Ira (Ingrid Irawati) adalah pentingnya pelibatan laki-laki sebagai solusi penghapusan kekerasan seksual pada perempuan. Pelibatan ini diupayakan melaui pendekatan pada laki-laki dari berbagai aspek, bukan hanya sebagai pelaku, tetapi juga sebagai korban, saksi kekerasan, agen perubahan dan mitra.
DAMAR
Lembaga Advokasi Perempuan DAMAR diwakili oleh Sofyan Hd selaku Manager Program. DAMAR menyoroti bahwa dua kekerasan yang menimpa perempuan adalah kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Upaya penghapusan kekerasan seksual pada perempuan yang dilakukan lembaga yang berada di wilayah Lampung ini, adalah melakukan inovasi.
Cara baru yang dilakukan adalah dengan pendekatan komprehensif, tidak hanya pada korban tetapi juga pada pelaku. Tindakan konseling diberikan sebagai hukuma tambahan bagi pelaku yang terbukti bersalah. Dengan konseling ini diharapkan pelaku memiliki pengetahuan yang baru tentang kesetaraan gender dan penghapusan kekerasan seksual. Tujuan pemberian pemahaman baru ini adalah untuk mencegah berulangnya tindak kekerasan oleh pelaku yang sama.
Sahabat Kapas
Selanjutnya adalah pemaparan dari Sahabat Kapas. Nurlaila Yukamujrisa selaku Manager Program memberikan gambaran apa yang sudah dilakukan Sahabat Kapas sebagai upaya penghapusan kekerasan seksual dan kesetaraan gender.
Sahabat Kapas fokus pada pemberian konseling pada pelaku kekerasan seksual. Konseling diberikan kepada anak-anak laki-laki pelaku kekerasan. Tujuannya memotivasi anak agar berubah lebih baik melalui pendekatan yang menyenangkan (playfullness).
Rifka Annisa Wcc
Upaya penghapusan kekerasan seksual yang dilakukan oleh Rifka Annisa Wcc, dikemukakan oleh Defirentia One M selaku Direktur lembaga yang berkantor di Yogyakarta. Salah satu usaha Rifka Annisa adalah membentuk komunitas “laki-laki peduli”. Keberadaan mereka kemudian dijadikan role model bagi lingkungan supaya orang lain dan masyarakat luas tergerak melakukan hal yang sama.
Keterlibatan laki-laki akan mempercepat proses kesetaraan gender ( Defirentia dari Rifka Anisa)
Rahima
Pera Sopariyanti (Direktur Rahima), menceritakan bagaimana program Rahima yang dijalankan melalui Kantor Urusan Agama (KUA). Tidak hanya penyuluhan dengan cara pembuatan buku petunjuk teknis konseling pra nikah, tetapi juga melibatkan para kepala KUA sebagai figur teladan. Para Kepala KUA di daerah Gunungkidul, Kulon Progo, Lampung Timur dan Tanggamus mengambil peran sebagai tokoh panutan atau figur teladan. Sosok laki-laki peduli dan profil keluarga sakinah.
Yabima Indonesia
Eko Nugroho (Manager Program Yabima Indonesia) mengemukakan gerakan Yabima yang membina kelompok usia remaja dan dewasa, khususnya yang berprofesi sebagai petani. Wilayah cakupannya adalah Lampung Timur, Lampung Tengah dan Mejusi.
Peningkatan perekonomian keluarga petani diharapkan akan mempercepat proses kesetaraan gender. Seperti halnya tujuan yang ingin dicapai oleh Rutgers, Yabima juga mendorong segera penghapusan kekerasan seksual.
Cara Saya Mendukung Program Penghapusan Kekerasan Seksual
Kalau saya Mendukung Program Prevention+ didukung oleh Ministry of Foreign Affairs Netherlands (MoFa) ini, alasanya bukan hanya karena saya seorang perempuan. Lebih dari itu, saya ingin hidup damai dan saling bersinergi dengan kaum pria. Saat ini adalah zaman kolaborasi, bukan zaman kompetisi apalagi eksploitasi. Jika perempuan cukup ilmu pengetahuan, ia akan lebih percaya diri. Keadaan ini akan membuat kaum pria menaruh respek dan segan melakukan kekerasan.
Saya juga ingin sebarkan virus kesetaraan gender ini pada generasi muda, supaya tahun-tahun ke depan saat anak muda saat ini menjadi dewasa dan menjadi pengambil keputusan, kesetaraan gender akan manjadi pijakan.
#Prevention+
#MenandWomanEndingGenderBasedViolence
Semoga kedepan tak ada lagi kekerasan pada wanita, dan memang kesetaraan ini terwujud, menarik nih program nya, aku berharap berkelanjutan untuk dapat mengefaluasi
Saya sepakat mba, kalau laki-laki harus dilibatkan. Harapannya kelak laki-laki tsb juga akan membawa dampak positif ke lingkungan pertemanan nya yg sesama laki-laki. Istilahnya, ga jantan kalau melukai perempuan. Anyway aku pernah konseling rumah tangga lho ke rifka annisa. Hehe. Di sana ga hanya kasus kekerasan saja, bisa juga kasus lain ya intinya memediasi pasangan
betul mbak, nggak hanya soal kekerasan yang dalam perempuan, tapi juga pemberdayaan perempuan, kemampuan berkomuniasi dan mandiri secara ekonomi
Saya baru kali ini menenmukan diskusi kesetaraan gender yang melibatkan laki2 terutama perlakukan laki2 terhadap perempuan yang berujung kekerasan. Diskusi ini menurut sy bagus ..kalau bisa dipersering dan diperbanyak supaya kesetaraan gender benar2 terwujud nyata ya di kenyataannya bukan sekedar slogan belaka.
Benar banget, sg nggak ada lagi kekerasan dalam rumah tangga. Virus kesetaraan gender ( sesuai porinya) memang harus selalu disuarakan
Anak-anak muda harusmulai jadi penggeraknya juga
Benar sekali, kedepannya semoga gak ada kkeraan lagi. Anak muda harus jadi penggeraknya.
dan virus kesetaraan harus selalu disuarakan
Sebenarnya.. saya kurang sepakat dengannkesetaraan gender (Tingkat ektrim dan tidak sesuai dengan ajaran Islam). Tapi untuk melibatkan laki-laki agar lebih memahami wanita dengan cara yang baik, memang sangat perlu. Mau gimanapun, laki laki memang lebih berkuasa dari wanita (apalagi suami kepada istrinya) eh kok jadi panjang ya hehe.. pokoknya semoga kita menemukan dan punya lingkungan yang positif, dengan laki laki yang lembut hehehe
Kok munculnya jadi reply di komentar orang ya mbak, padahal saya mau komen sendiri hihi. bw pake hape jadi bingung sendiri 😀
Nggak papa mbak chusnul:)
Iya mbak, kampanye ini lebih berat pada ajakan kaum laki-laki untuk memahami kedudukan dan posisi perempuan dengan menghargai hak-hak nya dan menjadi pelindung bagi perempuan. Kekuatan dan kekuasaan laki-laki fungsinya justru untuk melindungi kaum perempuan, kan?
Soal kekerasan seksual itu bikin kita urut dada ya mbak. Anak laki-laki perlu di didik untuk bersikap menghargai perempuan sejak usia dini, tapi di ajuga butuh menjadi leader bagi perempuan. Peran ayah dan ibu sangat penting bagi pendidikan anak laki-laki. Agar meminimalisir masalah di masa datang saat anak laki-laki tumbuh.
Selama ini wanita yang ditangani. Si pelaku (laki-laki) mentok-mentoknya dilaporkan kepada yang berwajib. Tapi apa itu membuat mereka kapok? Setuju saya kalo kaum pria juga diberi edukasi.
Langkah prevention seperti ini cukup baik dilakukan ya.. semoga makin banyak pihak yang terlibat dalam program ini, sehingga implementasi nya semakin luas di tengah masyarakat.
Lembaga advokasi perempuan udah mulai banyak yah. Dulu aku tahunya cuma KomNasPerempuan. Menariknya sekarang laki-laki juga turut serta sebagai agen perubahan. Semoga masyarakat makin sadar kalau ada kekerasan terhadap perempuan, engga terus diem aja, dengan alasan, itu kan urusan rumah tangga mereka…
Heloooow…plis…
Laki-laki memang mesti dilibatkan dalam penghapusan kekerasan ini. Lah pelakunya kan mereka >.< Kalo mereka nggak nyadar-nyadar, ntar melakukan kekerasan lagi dan lagi. Kapan beresnya?
Miris dengan masih adanya korban-korban kekerasan terhadap perempuan ini, baik itu kekerasan seksual apalagi KDRT, which harusnya orang yang jadi pelindungnya malah yang menyiksanya, hikss.
Penting banget deh itu ada training pra nikah, apalagi bagi calon yang masih muda belia yang biasanya rawan menjadi korban kekerasan 🙁
Termasuk kekerasan seksual ke lakilaki nih
kayak kemarin ada kasus pengakuan lakilaki dilecehkan oleh gay
tapi karena yang ngaku lakilaki, eh justru dia diserang kelompok LGBT
jadi standar ganda prinsip… bila ada korban pelecehan seksual, kita harus percaya korban sampai terbukti sebaliknya
Sedih banget tiap denger kabar ga enak masalah kekerasan terhadap perempuan.
Moga program2 yang dicanangkan bisa terus mengurangi angka kekerasan ini ya kak
Kasus kekerasan pada wanita sampai saat ini masih menjadi problema yang belum terselesaikan…kalau ada kesetaraan gender, minimal kaum pria mampu berperan dalam kesetaraan gender ini, mudah2an kasus kekerasan pada wanita dapat ditekan hingga akhirnya tidak ada sama sekali. Kita berharap meski wanita dan pria berbeda dalam gender tetapi jangan sampai wanita dianggap makhluk lemah…sebaliknya wanita harus duduk sejajar dengan kaum pria agar wanita menjadi makhluk yang disegani dan selangkah lebih maju.
Bener banget nih, penting melibatkan laki-laki untuk mengurangi kasus kekerasan pada perempuan
Menarik sekali diskusi online nya. Kekerasan pada perempuan sekarang bukan hanya KDRT saja ya. Perundungan melalui media online dan kekerasan verbal juga merupakan kekerasan terhadap perempuan juga ya ternyata.
Keren ya mbak program Provention+ yang didukung oleh Ministry of Foreign Affairs Netherlands (MoFa). Semoga ke depannya kekerasan seksual terhadap perempuan semakin berkurang bahkan tidak ada. Itu yang di Lampung inovasinya bagus-bagus deh. Yang DAMAR itu keren, konselingnya buat korban dan pelaku. Terus yang Sahabat Kapas menyediakan konseling anak pelaku kekerasan seksual
Semoga perempuan semakin peduli dengan dirinya sendiri dan mampu untuk jaga diri juga mampu menolak keras saat mendapatkan kekerasan. Terkadang kekerasan terhadap perempuan didapat dari dalam rumah tangga soalnya.
keluar atau menjauh dari pasangan yang telah melakukan kekerasan seksual itu berat, saya punya temen yang mengalami, dukungan teman sekitar serta melakukan konseling membuat beliau menjadi semakin percaya diri bahwa yang dilakukannya adalah benar
Ngeri memang kekerasan pada perempuan. Sayangnya kadang perempuannya yang dengan ikhlas mau dikerasin. Contoh nyata mantan tetangga dulu. Sampai tetangga yang pengacara siap bantu ke jalur hukum, tapi korbannya menolak bantuan dan rela jadi saksak buat suaminya. Sedih banget.
Kusetuju kalau hal kekerasan seksual dan kesetaraan gender ini hrs melibatkan laki2 agar tujuan yg dicapai bs sesuai dan terjadi dialog agar nggak miss bahkan crash, krn ya kl melihat di media sosial, perihal pelecehan seksual ini seringnya menjdi perdebatan dan menyalahkan korban
Selalu bergidik kalau membaca tentang kekerasan pada wanita. Dari dulu sampai sekarang, masalahnya selalu sama. BErharap banyak pada program-program saat ini yang sudah sedemikian progresifnya, semoga lebih banyak lagi pihak-pihak yg mau melindungi dan mengawal urusan seperti ini.
KDRT emang salah satu PR pemerintah yang tak kunjung selesai. Jika tidak ditindak dengan tehas, pasti makin banyak alasan dan melakukannya lagi dan lagi
aku pernah sih dulu ada curhat temen yg mengalami KDRT kak
sedih ya pas dengernya. apalagi KDRT terjadi karena orang ketiga.
dan terus kemarin juga pernah ada pedofil dari kaum LGPT. itu bikin berggidik sekali.
aku setuju sih harus ada ketegasan dalam penghapusan kekeran, baik korbannya perempuan atau laki-laki, dari anak-anak hingga dewasa. karena dampak dari kekerasan seksual ini sangat berkepanjangan bahkan si korban bisa menjadi pelaku jika traumanya tidak di atasi
Semoga dengan adanya pandemi ini, dimana diharapkan kedekatan anak dengan orang tua makin bagus, pesan menghapus kekerasan ini bisa masuk ke pemahaman dasar mereka. Selanjutnya itu akan mereka bawa ketika kembali bermasyarakat secara real. Bukan by online