Musibah datang tanpa diduga yang bisa terjadi kapan dan di mana saja. Jumat, 28 September 2018 lalu, terjadi gempa di Donggala dan Palu. Nyawa, rumah, dan tempat yang sebelumnya indah seperti hilang begitu saja. Menyisakan kepedihan dan duka mendalam.
Gempa berkekuatan 7.7 SR tersebut, memporakporandakan palu dan Donggala. Bahkan air laut sempat tumpah kedaratan yang menerjang bangunan sekitar pantai. BMKG sempat mengeluarkan peringatan tsunami di televisi, tak lama kemudian akhirnya peringatan tersebut di cabut kembali.
Walau bencana alam ini jauh dari tempat tinggal kita, namun jangan sampai lalai bahkan acuh pada saudara yang tertimpa musibah.
Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan solidaritas terhadap korban gempa, yuk, simak yang berikut ini.

 

1. Bertobat Kepada Allah

 

Sejatinya, Allah berbicara pada kita lewat peristiwa alam. Meskipun hukum sebab akibat berlaku, bahwa karena ulah manusia juga bencana menimpa. Tetapi Allah jualah yang menggerakkan alam sedemikian rupa sesuai kehendak-Nya. 
Demi menyadari kesalahan, hendaklah kita mohon ampun dan bertobat kepada Allah. Menyadari bahwa datangnya bencana adalah akibat dari dosa-dosa anak manusia. Maka bertobatlah dan berserah diri pada Allah.

2. Memperbanyak Berzikir dan Berdoa

 

Melalui gempa Allah mengizinkan bumi menggeliat menyamankan diri, lalu menaikkan air laut dan membuat keindahan alam buatan manusia tergerus oleh kedahsyatan-Nya. Jiwa mana yang tak takut akan kengerian ini? 
Perasaan mana yang tidak tersentuh dengan cara Allah menunjukkan kekuatan? Sudah seharusnya peristiwa alam ini membuat bertambahnya keimanan kita dan ketakutan kita pada keperkasaan Allah. Lalu memperbanyak berzikir dan berdoa memohon keselamatan.

3. Membantu Korban Gempa

 

Ini adalah wujud nyata dari kepedulian kita. Kita diberi kenikmatan lebih banyak dengan menikmati kesenangan dan kemudahan. Bisa makan enak dan tidur nyenyak. Sedangkan yang dilanda gempa, mereka tak hanya kehilangan orang-orang tercinta, rumah nyaman yang selama ini mereka huni tak ada lagi.
Memang ada tempat pengungsian, tapi bukankah itu hanya sementara? Mungkin saat ini masih bisa makan dari dapur umum, tapi bukankah itu tidak bisa selamanya? Uluran tangan kitalah yang bisa membantu mereka melewati masa sulit ini lalu berbenah dan bangkit.
baca juga : Syafakallah atau syafakillah, Bagaimana Pengucapan yang Benar?
Banyak lembaga yang menghimpun dan menyalurkan bantuan baik berupa uang maupun barang. Banyak pula perkumpulan atau komunitas yang datang langsung ke lokasi untuk membantu evakuasi sampai rehabilitasi. Kita bisa memilih satu di antaranya untuk memberikan bantuan pada korban gempa. Jangan berhenti begitu saja setelah menyalurkan bantuan. Sampaikan empati kita lewat tulisan. Bisa lewat status di media sosial atau postingan doa-doa untuk korban gempa. Hal ini bertujuan supaya teman-teman pada jejaring kita tergerak melakukan hal yang sama dengan apa yang kita lakukan. Ajak mereka untuk peduli dengan nasib anak bangsa yang tertimpa gempa.
Hidup memang penuh dengan pilihan. Peduli atau abai, keduanya menjadi bukti tingkat keimanan kita pada Allah. Kecil atau besar andil kita pada gempa yang menimpa saudara kita adalah wujud nyata dari kepedulian kita pada sesama.
* Artikel ini sudah dimuat di Takaitu pada tanggal 9 Oktober 2018.