Dari sekian kota di Indonesia yang pernah saya kunjungi, Bandung menjadi nama yang tidak pernah terlupa. Ya, Bandung kota impian saya. Bahkkan nama Ibu kota Kabupaten Jawa Barat ini melekat erat dalam benak saya. Tiap baca sesuatu tentang Bandung atau berkenalan dengan teman baru dari Bandung, rasanya seperti ketemu saudara.

 

 

Sejak kecil saya tinggal di Solo. Saya lahir di Boyolali, Kabupaten yang berjarak hanya setengah jam perjalanan dari Solo. Di kota yang nama resminya Surakarta inilah saya tinggal sejak bangku SMA, kuliah dan bekerja, hingga ketemu calon suami dan berkeluarga. Artinya saya belum pernah tinggal di Bandung.

Jatuh Cinta pada Bandung

Saya jatuh cinta pada Bandung berawal dari seringnya orang tua saya mengunjungi kakak sulung yang kuliah di ITB. Karena saya bungsu dan masih TK waktu itu, kemanapun orang tua saya, terutama ibu pergi saya selalu ikut serta. Saya bahkan tidak ingat sudah berapa kali ke kota ini.

 

Kampus ITB (Foto Pinterest)
Yang saya ingat adalah kakak sulung saya tinggal di daerah Dago dan Taman Sari. Dago saya kenal sebagai tempat sejuk dan asri. Saya sering diajak jalan-jalan menyusuri kampung dengan banyak mata air di sisi jalan. Mata air tersebut kala itu digunakan untuk MCK bagi warga sekitar. Sedangkan Taman Sari saya kenal sebagai tempat kost kakak saya bersama banyak mahasiswa lain.
Selain bersama orang tua, kakak saya pernah mengajak ke empat adiknya berlibur ke Bandung. Kami diikutkan kegiatan liburan untuk anak-anak yang di selenggarakan di Masjid Salman di kampus ITB.  Saya sudah lupa detilnya seperti apa, yang saya ingat ada acara nonton film. Oh ya, waktu itu kakak saya tinggal di Dago.
Di satu pagi yang dingin kami jalan kaki dari dago sampai separuh perjalanan menuju ke kampus ITB. Kata kakak saya di pagi hari banyak orang jalan-jalan menikmati segarnya Dago dan lengangnya jalan raya.
 
Masjid Salman ITB Bandung (Foto Pinterest)

 Ambil Cuti Demi Bandung Kota Impian

Ingatan tentang Bandung yang sejuk, asri, makanan yang enak terus terngiang sampai dewasa. Ketika saya sudah bekerja, saya pernah mengambil cuti dan sengaja berlibur sendiri ke Bandung. Disana saya mengunjungi teman yang bekerja di Radio Mara di Kawsan Buah Batu. Kebetulan ada teman dari Jakarta menyusul untuk liburan juga. 
 
Sayangnya kota yang saya kunjungi saat itu sudah sangat berbeda dengan kota yang saya kenal belasan tahun sebelumnya. Panas dan macet, sudah seperti Jakarta. Bahkan kawasan Dago seperti hilang buat saya. Kesan sejuk dan sepi nyaman untuk jalan-jalan berganti dengan macet, ramai dan buru-buru kalau belanja. Keburu terjebak macet dan kehabisan waktu di jalan.    
Kini, setelah berkeluarga dan punya anak, saya memilih tinggal di Solo. Di kota ini, biaya hidup masih murah, sekolah  dan banyak tempat-tempat bersejarah. Itulah alasannya mengapa Solo menjadi ikon kota wisata di Jawa Tengah. Meski demikian,
Bandung tetap jadi kota impian buat saya, terutama kesejukan dan keasrian kotanya.