Game Working Space! Tempat apa sih, ini? Kok ada kata game tapi ada kata working. Dua kata yang tampak bersebrangan. Tapi di sini justru dua kata itu berpadu dengan apiknya. Gini, loh, Game Working Space itu singkatnya adalah tempat pengembangan teknologi dan pembelajaran game.
Saya mengikuti acara peresmian Game Working Space di Solo, 29 November 2022. Bangga, dong, karena Game Working Space pertama di Indonesia ini dibuka di kota di mana saya tinggal. Lokasi persisinya ada di Solo Technopark, sebuah kawasan terpadu berbasis ilmu pengetehuan dan teknologi yang dikelola Pemkot Surakarta.
Game Working Space Pusat Unggulan Teknologi Game Pertama di Indonesia Surga bagi Para Gamer
Table of Contents
Jujur awalnya saya ragu kenapa justru gamer diberi tempat sekeren ini. Padahal sebagai ibu, saya lebih suka ruang gerak gamer ini dibatasi. Sebaliknya ruang untuk anak muda berkreasi menghasilkan karya semakin lebar dibuka. Keraguan ini pupus setelah mendengar penjelasan para narasumber dalam acara ini.
Ini dia narasumber acara dengan tajuk “Opening of the 1st Game Working Space in Indonesia”
- Walikota Surakarta, Gibran Rakabumining Raka
- Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum Universitas Terbuka sekaligus perwakilan Indonesia Cyber Education Institute (ICE-I), Prof. Dr. Ali Muktiyanto, S.E., M.Si.,
- Head Marketing Acer Indonesia, Fransisca Maya
- Koordinator Pembelajaran Belmawa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Dewi Wulandari, S.S.
- Deputi Kreatif Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Muhammad Neil El Himam, M.Sc.
Pusat Pengembangan Teknologi dan Pembelajaran Game
Setelah mendengar penjelasan dari kelima narasumber baru saya tahu kalau tempat ini dibuat sebagai Pusat Pengembangan Teknologi dan Pembelajaran Game. Jadi, justru dari tempat inilah diharapkan akan muncul para kreator dan developer game. Sudah saatnya anak-anak kita meninggalkan posisi sebagai user dari game-game yang ada.
Di tempat inilah mereka akan mengembangkan ide kreatif menjadi sebuah produk game keren yang asik dimainkan dan laku dijual. Tak hanya itu harapannya kelak game yang dipertandingkan dalam e-sport dunia adalah game-game yang dibuat di sini.
Setelah itu saya baru manggut-manggut setuju, bahkan ikut bersemangat menyambut dibukanya tempat ini. Sama dengan yang selama ini saya sampaikan ke anak-anak saya, untuk tidak hanya menjadi pemain game (user) tapi jadilah kreator atau pencipta game. Sepertinya kampus ini cocok untuk anak kedua saya yang saat ini masih duduk di kelas XI.
Berawal dari Kampus Merdeka untuk Kejayaan Bangsa Indonesia
Game Working Space didirikan dari hasil kolaborasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Universitas Terbuka, Acer, Kedaireka, Solo Technopark, dan ICE Institute.
ICE Institute bersama Acer Indonesia melalui Program mikro-kredensial Game Developer ICE Institute juga menghadirkan program akselerasi talenta game nasional sebagai keberlanjutan dari Program Micro-kredensial Game Developer.
Dalam acara ini juga diserahkan sertifikat pada mahasiwa dan mentor yang terlibat dalam program inkubasi Batch-1. Program inkubasi ini secara khusus dirancang untuk mempersiapkan mahasiswa unggulan untuk hilirisasi produk game yang telah dikembangkan. Jadi ada 672 mahasiswa dari 180 perguruan tinggi di seluruh Indonesia yang mengikuti Program Mikrokredensial Game Developer (PMGD).
Mereka berhasil mengembangkan 54 game kemudian dihilirisasi menjadi 3 game unggulan. Hilirisasi itu sendiri merupakan sebuah cara meningkatkan nilai tambah sebuah produk, bukan lagi berupa bahan baku, tetapi berupa barang setengah jadi atau barang jadi.
Seremoni Pembukaan dan Touring Area Game Working Space
Seremonial pembukaan ditandai dengan penekanan tombol secara bersama-sama oleh kelima narasumber. Begitu tombol ditekan, terbukalah kain hitam yang sejak awal acara menutupi pintu masuk area game working space.
Kami dibagi menjadi beberapa kelompok untuk secara bergiliran melihat dan mencoba berbagai perangkat di sana.
Ruang Utama
Bagian paling depan adalah ruang utama lounge, yang dilengkapi dengan kursi bantal, dan tempat duduk yang nyaman. Dibikin nyaman supaya mahasiswa juga leluasa melakukkan meeting atau piitching. Terdapat meja registrasi bagi mahasiswa yang akan masuk dan menggunakan tempat ini. Lalu pada bagian samping kanan ada loker untuk menyimpan.
Testing Game
Kemudian saya masuk ke ruang berikutnya yaitu area Testing Game. Saya disambut dengan seperangkat alat canggih untuk mencoba game. Tiga layar terpampang di depan mahasiswa yang saat itu sedang mencoba salah satu game hasil program inkubasi. Tiga game tersebut adalah entertainment game, serious game, dan additional game. Nah game yang sedang dimainkan atau dites adalah “Game Skripsi” yang dibuat oleh tim entertainment game.
Ada 12 mahasiswa yang tergabung dalam kelompok ini yang membuat game tentang mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Namanya juga entertainment game, ceritanya mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsiharus pintar-pintar menata waktu supaya tidak kena pukul, kejatuhan lampu, atau kejedot pintu. Peralatan testing game lain berupa VR Oculus. Perlengkapan virtual reality yang bisa membuat pemain serasa ada di dalam game.
Ruang Produksi
Ruangan berikutnya adalah Production Room. Disinilah mahasiswa akan memproduksi game-game karya mereka. Ada 10 peralatan komputer lengkap dengan spek yang mumpuni. Makin lengkap dengan kursi gamer berwarna biru yang nyaman. Ruangan ini juga dipakai untuk pembelajaran yang dilengkapi sebuah layar lebar di sisi kiri dan whiteboard di sisi kanan. Saya sempat duduk di salah satu kursi dan mencoba membuka folder game yang sudah dibuat oleh para mahasiswa. Waktu touring area cukup singkat jadi tidak mungkin bagi saya untuk mencoba memainkannya.
Stadium Game
Ruangan berikutnya disebut dengan Ruang Stadium Game. Di sini terdapat dua deret meja dan kursi untuk tempat pertandingan game. Satu deret berisi lima kursi atau lima pemain. Di bagian tengah terdapat layar lebar untuk emnyaksikan pertandingan game, dan bangku empuk bagi penonton pertandingan. Area terakhir adalah ruangan yang menyatu dengan stadium game berupa Studio Streaming. Di sinilah para mahasiswa dengan peralatan lengkap yang terhubung dengan jaringan internet bisa menyiarkan secara langsung e-sport melalui kanal youtube.
Saya baru membayangkan betapa serunya anak muda kita berada di tempat ini. Ide-ide kreatif mereka akan bisa tersalurkan denganbbaik di tempat yang sangat mendukung ini. Peralatan yang mumpuni, peruntukan ruangan yang komplit mulai dari produksi, percobaan sampai pertandingan game yang mereka ciptakan. Wah.. bakal benar-benar jadi surga bagi para gamer, ya!
Support Acer untuk Game Working Space
Nah, sekarang kita bahas seberapa keren perlengkapan para game developer ini, ya.
Acer Indonesia, mendukung penuh Program Akselerasi Talenta Game Nasional untuk mendukung Industri Game di Indonesia. Acer Indonesia menyediakan Hardware gaming unggulan di dalam Game Working Space, berupa;
– 1 unit Predator Thronos full set
– 1 unit Predator Orion PC
– 12 unit Veriton PC
– 12 unit Monitor XV242Y_P
– 1 unit Projector BS-120P/PA
– 10 unit Gaming Chairs
– 1 unit Acer Swift 3 Ci5.
Produk unggulan yang dihadirkan Acer Indonesia ini, sebagian besar merupakan produk dalam negeri karya bangsa. Menurut Fransisca Maya, Head of Marketing Acer Indonesia, Acer mendukung dan menjadi akselerator industri gaming nasional. Acer tidak hanya membuat produk gaming unggulan, tetapi juga ingin terlibat dalam program yang dapat memajukan ekosistem industri gaming.
Selain terlibat dalam pendirian Game Working Space, Acer Indonesia mengadakan gelaran Predator League. E-sport diselenggarakan sejak tahun 2017 dengan tujuan ikut memajukan industri game nasional. Predator League, sebagai salah satu kompetisi esport terbesar di dunia saat ini, telah menghasilkan banyak talenta berbakat, yang mampu mengharumkan nama Indonesia dalam kancah internasional.
Bergegas Pulang Bersama Impian
Tak terasa waktu berlari cepat, hingga saya sadar sudah waktunya meninggalkan acara. Anak bungsu saya pasti sudah menunggu untuk dijemput di sekolahnya. Saya pun pulang sambil menggenggam beberapa impian. Yang pertama setuju dengan kata Mas Wali dibukanya Game Working Space memberi kesempatan besar bagi talenta-talenta game di Solo untuk dapat bergabung dan menjadi bagian untuk memajukan Industri Game nasional, bahkan Internasional.
Sudah nggak zaman lagi anak-anak kita hanya mengonsumsi atau memainkan game yang ada. Mereka sudah harus menjadi perancang, pembuat, dan kreator game untuk dimainkan oleh gamer di dunia.
Kabar baik yang saya dengar, bahwa tahun depan akan dibuka Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Kemendikbud Ristek Batch-II. Saya menunggu Program microcredential Game Developer (PMGD) batch-batch berikutnya dan sangat berharap makin banyak anak Indonesia yang terlibat dalam industri masa depan ini, menjadi developer sekaligus menjual hasil karya mereka ke pasar industri game dunia.
Sekian liputan kali ini, sampai jumpa di liputan berikutnya.
Salam hangat!
Komentar Terbaru