Mengajari Anak Berpuasa Sedari Dini

Mengajari anak berpuasa sebaiknya kapan, sih? begitu mungkin pertanyaan yang sering timbul. Apalagi pas bulan puasa begini. Tidak terasa kita sudah mau masuk bulan Ramadan lagi, adakah yang sudah kita persiapkan untuk menyambutnya? Buat teman-teman yang punya anak yang belum baligh dan belum wajib menjalankan puasa, kira-kira mau diajak puasa atau tidak, ya?

Nah, kali ini saya ingin berbagi pengalaman step by step mengajari anak berpuasa sesuai tahapan usia. Anak bungsu saya tahun ini insya Allah akan menjalankan puasa Ramadhan ke 3. Sebenarnya sudah sejak TK A mulai ikut puasa penuh, tapi belum full satu bulan. Demikian juga waktu TK B, masih ada bolongnya. Baru setelah kelas 1 SD dia bisa puasa penuh selama satu bulan.

“Belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu, belajar sesudah dewasa laksana mengukir di atas air”

Peribahasa di atas adalah alasan mengapa penting untuk membiasakan anak berpuasa sejak dini. Sebagian orang mengatakan “Kasihan, kan mereka masih dalam pertumbuhan, nanti kurang gizi” sebagian yang lainnya beralasan “Kasihan, euy! Masih kecil juga, kan belum wajib, Nanti aja kalau sudah baligh diajak puasa”.

Kalau diibaratkan seorang petinju yang hendak bertanding, menurut teman-teman apakah dia langsung naik ring bak bik buk atau rutin latihan selama sekian waktu sebelum bertanding? Pasti jawabnya latihan dulu kan? Demikian juga melatih berpuasa bagi anak-anak. Perlu waktu yang lama sampai anak siap untuk berpuasa. Siap iman dan siap fisik.

Baca Juga : Syafakallah atau Syafakillah, Bagaimana Pengucapan yang Benar?

Step by Step Mengajari Anak Berpuasa

1. Usia 0-2 Tahun

Mengajari Anak Berpuasa usia 0-2 tahun
Jangan kaget kalau saya tulis bahwa mengajari anak berpuasa dimulai sejak 0 tahun. Sekali lagi ini soal pembiasaan, kan? Untuk anak pada rentang usia ini lebih banyak bertujuan pada penanaman aqidah. Caranya dengan membacakan cerita atau dongeng yang berkaitan dengan puasa.

Bisa juga dengan mengajaknya bicara ketika kita menyiapkan santapan buka puasa. Ya, seperti kita mengobrol tentang segala hal dengan bayi kita untuk memberi rangsangan bunyi dan belajar berkomunikasi.
Contohnya begini, “Adik, hari ini adik makan pagi sendiri, ya. Mama sama papa puasa, makannya nanti kalau udah Maghrib”.

Iya sih, adik bayi akan diam tanpa reaksi, lha dia belum ngerti. Tapi percayalah lama-lama ia akan merekam kejadian yang ia alami, dan pada saatnya nanti ia akan memahami tentang bagaimana puasa itu.

Baca Juga : 5 Ide Keatif Kegiatan Anak di Rumah Anti Gabut

2. Usia 2-4 Tahun

Mengajari Anak Berpuasa usia 2-4 tahun

Sejak usia 2 tahun, anak akan bisa diajak berbicara dan bercerita lebih seru. Ia akan banyak bertanya dan mencoba segala sesuatu. Saya sering disuapi apa yang anak saya makan saat mereka berusia antara 2-4 tahun. Maklum, mereka meniru bagaimana kita menyuapi mulut mungil yang mulai nggak bisa diam ini, haha.




Nah, Pada anak-anak saya, usia 2-4 tahun sudah mulai diperkenalkan melakukan puasa. Puasa untuk mereka adalah puasa makan kudapan. Maksudnya, ia diajak makan kudapan (dan makan besar, tentu saja) bukan saat dia ingin, tetapi pada jam-jam tertentu. Biasanya saya minta anak menahan diri sebentar ketika ingin ngemil. “Sebentar, ya Dik, tunggu waktu buka puasa”.

Demikian juga pada saat makan besar, doa akan makan yang biasa dibaca diganti dengan doa akan berbuka puasa. Setelah selesai makan kita katakan, “Adik lanjut puasa lagi, ya. Nanti buka puasanya setelah adzan”

Baca juga : Merawat Orang Tua Ketika Sakit

3. Usia  4-6 Tahun

Mengajari Anak Berpuasa Usia 4-6 tahun

Memasuki usia PAUD, saya sudah mengajak anak-anak saya belajar berpuasa setengah hari. Ia akan saya ajak berbuka puasa pada waktu Dhuhur tiba. Berdoa akan berbuka puasa, tidak makan di depan orang lain, dan melanjutkan puasa lagi setelah buka puasa di siang hari. Pada usia TK anak sudah mulai diajak lebih tertib soal jam makan atau jam buka puasa.

Anak hanya boleh makan dan minum pada jam yang sudah disepakati, atau lebih tepatnya yang ia sanggupi. Jika memang tidak kuat menahan lapar, ia boleh membatalkan puasa setengah harinya. Jadi meskipun jadwal berpuasa mulai lebih ketat tetapi belum terlalu mengikat.




Pada usia ini biasanya, kami menyiapkan reward kalau untuk sekian hari puasa setengah harinya sukses. Reward bisa berupa makanan , sesuatu yang hangat dibahas tapi harus ditunda menyantap sampai saat buka puasa tiba. Biasanya anak-anak saya mulai kuat puasa penuh pada usia 5 tahun, dan pada usia 6 tahun mereka bisa full puasa satu bulan (kecuali waktu sakit)

4. Usia 6-8 tahun

Mengajari Anak Berpuasa Usia 6-8 tahun

Sejak usia 6 tahun atau mulai masuk kelas 1 SD, anak sudah bisa diajak berpuasa penuh dari subuh sampai maghrib selama satu bulan. Jika sesekali hampir menyerah karena lapar, untuk anak usia ini saya nggak langsung bolehkan berbuka sebelum waktunya. Reward untuk anak usia ini lebih keren dibandingkan reward sewaktu masih TK.

Kalau memang anak sudah menyerah, ya nggak apa-apa sesekali batal puasa. Tetapi berapa kali ia batal akan kita catat dan anak diajak untuk mengganti puasa setelah Ramadan nanti. Sebagai reward harian, anak boleh memlilih menu yang ia inginkan untuk buka puasa.

Step by Step Mengajari Anak Berpuasa

Step by Step Mengajari Anak Berpuasa

 

Teman-teman Sita, itulah pengalaman saya membiasakan anak belajar puasa sejak dini. Saya tahu apa yang saya lakukan dan terapkan untuk anak-anak saya, belum tentu cocok untuk putra-putri teman-teman, ya. Tapi setidaknya bisa dipakai gambaran bagi teman-teman yang akan mengajari anak berpuasa tahun ini.

Lain saya, lain juga mbak Maulinda Nasir yang menulis bagaimana melatih anak berpuasa untuk pertama kali.  Kalau teman-teman Sita punya cerita berbeda, silakan tulis di kolom komentar, ya. Supaya bisa lebih melengkapi tulisan saya ini.

Sebagai salam penutup dari sitaturrohmah.com, saya mengucapkan selamat menyambut datangnya bulan Ramadan 2020. Semoga kita semua bisa beribadah dengan khusyuk dan lancar.

Salam

Sitatur Rohmah