Akhir-akhir ini sering kita dengar istilah kesehatan mental. Banyak yang menganggap hal ini  penting untuk diwaspadai, supaya masyarakat Indonesia berada dalam kondisi sehat ruhaninya. Lalu, seberapa penting, sih, menjaga kesehatan jiwa itu? Dan upaya apa saja yang harus kita lakukan untuk menjaga kesehatan mental masyarakat Indonesia?

Mari kita baca ilustrasi berikut ini:

“ Menyusuri jalan menuju rumah sore ini, cukup membuatku mengelus dada (sabar, Bu!). Gimana tidak, orang berkendara sedemikian mudahnya ngegas. Bukan dalam artian sebenarnya, ya. Tancap gas supaya sampai rumah, tapi mudah marah meskipun di tempat umum seperti jalan raya. Padahal bukankan jalan raya adalah fasilitas umum yang harus dimanfaatkan dengan baik secara bersama-sama?

Coba deh, masa dengan mudahnya ada yang nyelonong menyeberang, sedangkan kendaraan yang berjalan sudah pada jalur yang benar. Pengemudi yang kaget spontan membunyikan klakson dengan durasi panjang. Kadang ditambah umpatan setelah jendela mobil dibuka. Lalu si penyelonong balas dengan umpatan yang nggak kalah serunya. Lalu bagaimana dengan pengendara lain? Ya jelas terganggu lah!

Hasilnya perjalanan pendek pun terasa sangat melelahkan. Karena tidak hanya secara fisik kita lelah berkendara dengan konsentrasi penuh, tetapi juga secara psikis mengalami tekanan. Berisiknya pengendara adu keras bunyi klakson, umpatan-umpatan tak layak dengar secara tidak langsung mengganggu pikiran kita. Padahal kita hanya menyaksikan saja, tidak melakukannya, dan tidak terlibat dalam adu otot di jalan raya”

Menjaga Kesehatan Mental

Jaga Kesehatan Mental Kita (sumber :pinterest.com)

Kondisi Nyata di Sekitar Kita

Apa yang kita baca pada ilustrasi tersebut adalah gambaran nyata yang sering dialami oleh masyarakat Indonesia. Bahkan kemudian kita merasa hal itu adalah wajar, karena saking seringnya terjadi di sekitar kita. Padahal sikap-sikap tersebut sudah masuk pada tahapan awal sebuah gangguan kesehatan mental. Duh… kok serem, ya?

Baca juga : Hati-hati Bercanda di Group Reuni

 

Merujuk pada situs resmi Kementrian Kesehatan, seseorang dikatakan dalam kondisi sehat secara mental (psikis)  jika ia merasa tenteram dan tenang, bisa menikmati hidup dan mampu menghargai orang lain di sekitarnya.

Sebaliknya seseorang yang mengalami masalah ini bisa ditunjukkan dengan terjadinya gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, dan gangguan pengendalian emosi. Tampilan yang sering terlihat adalah seperti mudah marah, sulit menghargai orang lain  dan perilaku buruk lainnya.

Secara umum, gangguan kesehatan psikis dibagi dalam tiga masalah kejiawaan, yakni stres, gangguan kecemasan, dan depresi.

Penyebab Gangguan Kesehatan Mental

Para praktisi di dunia kesehatan sepakat belum ada penyebab pasti dari ganguan ini. Tetapi diakui bahwa masalah tersebut  berkaitan dengan dua faktor penting, yaitu faktor biologis dan faktor psikologis.

Faktor Biologis 

Kekurangan nutrisi adalah salah satu contoh dari penyebab gangguan kesehatan mental. Asupan gizi yang kurang optimal, tidak hanya akan menganggu kesehatan tubuh seseorang, tetapi juga menyebabkan gangguan pada fungsi sel syaraf otak.

Penyebab serupa adalah kekurangan oksigen pada otak bayi saat ia dilahirkan, kelainan bawaan, dan kerusakan otak akibat benturan. Gaya hidup masyarakat juga bisa menjadi penyebab, seperti masalah narkoba.

 

Baca juga : Siapkan Anak Milenial Menjadi Generasi yang Kuat

Faktor Psikologis

Sedangkan faktor lain yang bisa menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan mental diantaranya adalah

  1. Tindak kekerasan atau peristiwa traumatik
  2. Kehilangan orang tua sejak kecil (karena kematian atau perceraian)
  3. Ketidak mampuan berinteraksi dengan orang lain (kurang gaul)
  4. Perasaan rendah diri, mudah marah dan rasa kesepian.

Upaya Pencegahan dan Pengobatan 

 

Pencegahan

Gangguan kesehatan mental dapat dicegah dengan cara menjalankan gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat yang mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, bisa dicontohkan dengan hal-hal sebagi berikut :

  • Menjalankan pola makan sehat, dengan benyak makan buah dan sayur
  • Mengurangi masuknya zat tambahan, seperti pemanis, perasa dan pewarna pada makanan
  • Rajin berolah raga
  • Tidak merokok dan tidak mengonsumsi minumal beralkohol
  • Menjaga pola tidur dengan cara tidur dan bangun pada jam yang sama
  • Mengelola stres dengan baik.
Olah Raga menjaga Kesehatan Mental

Rajin berolah raga supaya kesehatan mental terjaga

Pengobatan

Pada kondisi seperti apakah seseorang yang mengalami gangguan kesehatan mental harus ke dokter?

Gejala yang perlu diwaspadai adalah jika seseorang menunjukkan perilaku yang tidak wajar. Setiap orang pasti pernah merasakan kesedihan. Jika perasaan sedih ini berlangsung terlalu lama hingga berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan, pada keadaan inilah seseorang membutuhkan bantuan dokter.

Gangguan lain yang tampak adalah marah yang berlebihan, bahkan mengamuk atau melakukan tindak kekerasan. Selain itu ia bisa juga mengalami keluhan  sakit kepala, sakit punggung dan gangguan pencernaan.

Pada kondisi seperti itulah seseorang perlu mendapatkan bantuan dari dokter, khususnya psikiater (dokter spesialis kesehatan jiwa). Jika seseorang yang mengalami menyadari sendiri kondisinya, sebaiknya segera melakukan konsultasi supaya gangguan kesehatan mental tidak semakin parah.

Sedangkan pada orang yang sudah tidak mampu merasakan adanya gangguan kesehatan mental, maka peran keluarga atau orang terdekatlah yang dibutuhkan. Keluarga terdekat harus peduli dengan gelagat yang kurang baik, dengan mengajaknya berbicara supaya ia bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat.


Peran Penting Keluarga dalam Pencegahan Gangguan Kesehatan Mental

Keluarga adalah lingkungan terdekat dari seseorang. Dari sinilah sebenarnya kesehatan mental masyarakat Indonesia bisa diupayakan. Banyak sekali kegiatan bersama dalam keluarga dan pembiasaan yang bisa dilakukan. Apa saja pembiasaan sederhana yang mampu menjaga kesehatan jiwa masyarakat Indinesia?

  1. Limpahan perhatian dan kasih sayang

Sebagai lingkungan masyarakat yang kecil, semestinya akan mudah bagi sebuah keluarga untuk saling mencurahkan perhatian dan kasih sayang. Hal ini sebagaimana diperintahkan oleh Allah dalam salah satu ayat dalam Al-Qur’an “Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” .

Menjaga dari api neraka, dalam makna yang luas adalah memberikan perhatian penuh pada seluruh anggota keluarga sehingga bisa bersama-sama menjalankan kehidupan dengan baik dan sehat. “Penjagaan” adalah wujud dari adanya kasih sayang antar anggota keluarga.

 

Baca juga : 5 Alasan Mengapa Perlu Sering Mendongeng untuk Anak

 

  1. Ketaatan dalam kehidupan beragama

Agama adalah salah satu kontrol terbaik dari perilaku manusia. Ketaatan pada agama yang dianut akan menggiring seseorang untuk menjalankan nilai-nilai kebaikan yang diajarkan dalam agamanya. Pelaksanaan nilai-nilai kebaikan inilah yang akan membuat kesehatan mental seseorang dalam kondisi baik.

 

  1. Terjaganya interaksi dan komunikasi yang baik

Salah satu penyebab terjadinya gangguan kesehatan mental adalah matinya komunikasi dan interaksi dalam sebuah keluarga. Kesedihan atau masalah yang mungkin dialami salah satu anggota keluarga sedikit banyak akan bisa terurai dan mendapatkan jalan keluar manakala komunikasi antar anggota keluarga terjalin dengan baik.

Jika tiga hal tersebut terjaga oleh setiap keluarga, maka pada lingkungan yang lebih luas, yaitu pada masyarakat, maka gangguan kesehatan mental akan bisa dicegah. Kalaupun terjadi, penanganan yang tepat akan bisa dilakukan dengan lebih cepat.

Tujuan akhirnya sudah jelas, yaitu menjaga kesehatan mental masyarakat Indonesia. Kesehatan mental akan mempengaruhi pola pikir dan langkah nyata dalam pengambilan keputusan. Dalam kondisi mental yang sehat seseorang sudah pasti akan melakukan kegiatan yang mengarah pada sehatnya jasmani.

Jadi dalam jiwa sehat orang memiliki kekuatan untuk mengupayakan kesehatan raga. Demikian juga raga yang sehat akan membuat orang mampu melakukan kegiatan yang tepat untuk menciptakan kesehatan jiwa.

#kesehatan mental #gangguan kesehatan mental

#kesehatan mental masyarakat Indonesia